Norwegia yang merupakan salah satu negara Skandinavia di Eropa berpenduduk 5 juta jiwa, dengan 68 persen di antaranya pemeluk Kristen dan 25 persen mengaku tidak beragama.
Baca juga: Cerita WNI Tinggal di Pasifik, Dapat Nama Kehormatan
Di belahan dunia lainnya yaitu di Amerika Selatan di Chile, Farrah Zilza asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sudah tinggal di ibu kota Santiago selama lebih dari setahun terakhir.
Farrah menikah dengan pria asal Chile, Gonzalo Barros, dan kini tinggal bersama keluarga suaminya sementara Gonzalo bekerja di Selandia Baru.
Dengan penduduk hampir 20 juta jiwa, 42 persen penduduk Cile adalah penganut Katolik dan 14 persen beragama Kristen Protestan.
Sejak tiba di Chile, Farrah sudah mengalami dua kali Ramadhan dan sekali Idul Fitri yang dirayakan bersama suaminya yang seorang mualaf.
Menurut Farrah, perbedaan Chile dan Indonesia selama Ramadhan adalah suasananya, seperti tidak adanya buka puasa bersama, tarawih, dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya.
"Namun saya tinggal di rumah mertua banyak mendapat dukungan dari mereka yang sering mengingatkan adanya makanan di kulkas untuk sahur," kata Farrah.
"Mereka juga sangat antusias dengan kegiatan agama saya, karena selama ini mereka tidak pernah bersinggungan dengan orang Muslim, mereka hanya tahu Islam dari pemberitaan di televisi."
Sepengetahuannya, ada sekitar 200 orang asal Indonesia yang tinggal di Chile, sementara jumlah warga Muslim secara keseluruhan sekitar 2.000 orang.
Baca juga: Cerita WNI Jual Makanan Indonesia di Warung Mobil Jerman, Sedia Mi Ayam hingga Batagor
Sementara itu di kota Toluca, sekitar 63 km dari ibu kota Meksiko City, Selvi Pertiwi yang berasal dari Solo, Jawa Tengah, untuk pertama kalinya melewati Ramadhan.
Meksiko dengan populasi 130 juta jiwa, 74 persen penduduknya menganut Katolik.
Selvi pindah ke Meksiko setelah menikah dengan Carlos Zavala, yang ditemuinya lewat media sosial Instagram dan menikah online karena pandemi.
"Sekarang saya sedang hamil sehingga tidak puasa, namun setiap hari saya menemani dan mempersiapkan makanan untuk suami saya yang puasa penuh," katanya.
Walau sangat berbeda dengan Indonesia, menurut Selvi, selama Ramadhan ini dia masih bisa merasakan sedikit suasana keislaman di sana karena adanya komunitas mualaf di kota tersebut.
"Di sini ada beberapa warga Meksiko yang masuk Islam juga ada warga Islam lain dari Mesir, Pakistan, Suriah, Aljazair," kata Selvi yang baru saja lulus jadi sarjana akuntansi di Indonesia sebelum pindah.