LONDON, KOMPAS.com - Belum ada bukti yang menunjukkan dari hewan mana virus penyebab Covid-19 itu berasal, kata mantan kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, Jumat (14/4/2023).
George Gao, yang berbicara di KTT London tentang persiapan menghadapi pandemi, adalah kepala badan tersebut saat Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan, China, pada akhir 2019.
"Bahkan sekarang, orang mengira beberapa hewan adalah inang atau reservoir," kata Gao. "Singkat cerita, tidak ada bukti dari hewan mana asal virus itu."
Baca juga: Biden Resmi Akhiri Status Darurat Covid-19 AS
Dilansir dari Reuters, asal muasal pandemi Covid-19 tetap tidak diketahui, dengan kritik bahwa China telah menggagalkan upaya untuk mencari tahu lebih banyak.
Pemerintah China mengatakan selalu mendukung semua upaya untuk menyelidiki sumbernya.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa semua hipotesis tentang asal-usul Covid-19 tetap ada, termasuk bahwa virus tersebut terkait dengan laboratorium dengan keamanan tinggi untuk mempelajari patogen berbahaya di Wuhan.
China menyangkal hubungan semacam itu.
WHO juga mengatakan bahwa bukti sejauh ini mengarah pada virus yang berasal dari hewan, kemungkinan besar kelelawar.
Data dari hari-hari awal pandemi diunggah ke database global oleh para ilmuwan China bulan lalu.
Itu termasuk urutan genetik yang ditemukan di lebih dari 1.000 sampel lingkungan dan hewan yang diambil pada Januari 2020 di pasar makanan laut Huanan di Wuhan.
Baca juga: Asal-usul Covid-19: Peneliti China Akhirnya Buka Data yang Lama Dinanti
Data menunjukkan bahwa DNA dari beberapa spesies hewan, termasuk anjing rakun, hadir dalam sampel lingkungan yang dites positif SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.
Ini menunjukkan bahwa mereka adalah saluran yang paling mungkin dari penyakit tersebut, menurut kepada tim peneliti internasional.
Berbicara di KTT Kebijakan Rhodes, Gao juga mengatakan bahwa dunia perlu bekerja sama untuk mengatasi wabah di masa depan.
Baca juga: WHO: China Negara Kunci Misteri Asal-usul Covid-19
Itu akan mencakup beberapa elemen persaingan, katanya, tetapi juga komunikasi, untuk memerangi informasi yang salah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.