Penulis: VOA Indonesia
BERN, KOMPAS.com - Kekhawatiran tentang sistem perbankan dunia meluas di Eropa, Rabu (15/3/2023) ketika harga saham Credit Suisse anjlok. Penurunan harga saham bank Swiss yang terhubung luas secara global turut menyeret bank-bank pemberi pinjaman utama di Eropa pascapailitnya dua bank di Amerika.
Saham Credit Suisse sempat kehilangan lebih dari seperempat nilainya dan menyentuh rekor harga terendah setelah pemegang saham terbesar di bank itu, yaitu Saudi National Bank, mengatakan kepada media bahwa pihaknya tidak akan menambah investasi ke Credit Suisse. Pasalnya, Credit Suisse sudah dilanda masalah jauh sebelum pailitnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank di Amerika.
Baca juga: Silicon Valley Bank Bangkrut, Ini Dampaknya bagi China
Gejolak itu mengakibatkan perdagangan saham Credit Suisse di bursa Swiss disuspensi secara otomatis. Akibatnya, saham bank-bank Eropa lainnya anjlok. Sebagian bahkan turun hingga dua digit. Hal ini memicu kekhawatiran baru tentang kesehatan lembaga-lembaga keuangan pasca pailitnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank di Amerika baru-baru ini.
Berbicara dalam sebuah konferensi keuangan di Riyadh, Ibu Kota Arab Saudi pada Rabu, Direktur Credit Suisse Axel Lehmann membela kinerja bank tersebut.
Lehmann mengatakan, “kami sudah minum obat” untuk mengurangi risiko.
Ketika ditanya apakah ia mengesampingkan bantuan pemerintah di masa depan, ia menjawab “itu bukan topiknya…. Kami terikat aturan. Kami memiliki rasio modal yang kuat, neraca keuangan yang sangat kuat. Kami semua terlibat (dalam mempertahankan kinerja bank). Jadi itu bukan masalahnya.”
Baca juga: Bank Silicon Valley Bangkrut, Dana Nasabah Rp 2,7 Kuadriliun Nyangkut
Bank sentral Swiss pada Rabu malam mengumumkan pihaknya siap mengambil tindakan dengan mengatakan pihaknya kan mendukung Credit Suisse jika diperlukan. Pernyataan itu tidak memerinci apakah dukungan yang dimaksud itu dalam bentuk uang tunai, atau pinjaman, atau bantuan lain.
Saat ini regulator mengatakan mereka yakin Credit Suisse memiliki cukup uang untuk memenuhi kewajibannya.
Sehari sebelumnya Credit Suisse melaporkan bahwa para manajer telah mengidentifikasi “kelemahan material” dalam pengendalian internal bank atas pelaporan keuangan pada akhir tahun lalu. Hal ini memicu keraguan tentang kemampuan bank itu mengatasi badai tersebut.
Baca juga: Bank Terbesar di Silicon Valley Bangkrut
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.