DUBAI, KOMPAS.com - Pemimpin tertinggi Iran mengatakan pada hari Senin (6/3/2023) bahwa meracuni siswi adalah kejahatan yang tidak dapat dimaafkan dan harus dihukum mati jika disengaja.
Pernyataan ini disiarkan TV pemerintah di tengah kemarahan publik atas gelombang dugaan serangan di sekolah.
Lebih dari 1.000 anak perempuan jatuh sakit setelah diracuni sejak November, menurut media dan pejabat pemerintah.
Baca juga: Temuan Kasus Keracunan Misterius Siswi Iran Terus Bertambah
Beberapa politisi menyalahkan kelompok agama yang menentang pendidikan anak perempuan.
Keracunan itu terjadi pada saat yang kritis bagi para penguasa ulama Iran setelah berbulan-bulan aksi protes sejak kematian seorang wanita muda yang ditahan oleh polisi karena mencemooh aturan jilbab.
"Otoritas harus serius mengejar masalah keracunan siswa," Ayatollah Ali Khamenei dikutip oleh TV pemerintah.
"Jika terbukti disengaja, para pelaku kejahatan yang tak termaafkan ini harus dijatuhi hukuman mati," katanya, seperti dilansir Reuters.
Keracunan dimulai pada bulan November di kota suci Muslim Syiah Qom dan menyebar ke 25 dari 31 provinsi Iran, mendorong beberapa orang tua untuk mengeluarkan anak-anak dari sekolah dan memprotes.
Pihak berwenang telah menuduh "musuh" Republik Islam menggunakan serangan untuk melemahkan pendirian ulama.
Tetapi kecurigaan telah jatuh pada kelompok garis keras yang beroperasi sebagai penjaga interpretasi mereka tentang Islam.
Baca juga: Puluhan Siswi Iran Dirawat di RS Setelah Gelombang Keracunan Gas Terbaru
Di Washington, sekretaris pers Presiden Joe Biden menyebut keracunan itu adalah hal memalukan.
"Kemungkinan bahwa anak perempuan di Iran mungkin diracuni hanya karena mencoba mendapatkan pendidikan itu memalukan, itu tidak dapat diterima," kata Karine Jean-Pierre pada konferensi pers.
Baca juga: 650 Siswi di Iran Diracun, Diduga agar Tak Bisa Sekolah
Gedung Putih menyerukan penyelidikan independen untuk menentukan apakah keracunan itu terkait dengan protes, yang akan membuatnya baik dalam mandat misi pencarian fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa di Iran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.