Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Siswi Iran Dirawat di RS Setelah Gelombang Keracunan Gas Terbaru

Kompas.com - 03/03/2023, 14:01 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

TEHERAN, KOMPAS.com - Puluhan anak perempuan dari 26 sekolah di Iran dilaporkan sedang dirawat karena keracunan di rumah sakit menyusul gelombang terbaru serangan gas beracun.

Lebih dari 1.000 siswa telah terdampak sejak November. Mereka menderita masalah pernapasan, mual, pusing dan kelelahan.

Banyak warga Iran menduga serangan gas beracun yang sudah terjadi beberapa kali itu adalah upaya yang disengaja untuk memaksa agar sekolah perempuan ditutup.

Baca juga: 650 Siswi di Iran Diracun, Diduga agar Tak Bisa Sekolah

Namun pemerintah belum mengatakan apakah mereka percaya mereka serangan tersebut direncanakan.

Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi, yang ditugaskan oleh presiden untuk menemukan akar penyebab keracunan, pada Rabu (1/3/2023) membantah laporan kantor berita Fars yang menyatakan tiga orang telah ditangkap. Ia menyebut laporan itu palsu.

Ia juga menuduh "kelompok tentara bayaran" yang berbasis di luar negeri memanfaatkan situasi ini untuk melancarkan perang psikologis dan membuat masyarakat khawatir.

Beberapa murid dan orangtua menduga para siswi telah disasar karena ikut serta dalam aksi protes anti-pemerintah baru-baru ini.

Setidaknya 26 sekolah di lima kota di seluruh Iran terkena dampak keracunan gas kali ini, kata media dan aktivis lokal.

Baca juga: IAEA Temukan Partikel Uranium Iran Dekati Tingkat Bom Atom

BBC Persia memverifikasi sejumlah video yang menunjukkan ambulans tiba di sekolah-sekolah dan para siswi dirawat di rumah sakit di ibu kota Teheran, kota Ardabil di barat laut, dan kota Kermanshah di barat.

Dalam satu video dari Teheransar, Teheran barat, beberapa gadis yang disebut berasal dari 13 Aban School tampak terbaring di tempat tidur di bangsal rumah sakit dan menerima oksigen.

Video lain dari timur kota itu menunjukkan gadis-gadis duduk di trotoar di luar satu sekolah dasar. Seorang ibu kemudian terlihat berlari ke gerbang dan berteriak: "Di mana anak saya?" Seorang pria menjawab: "Mereka telah meracuni para siswa dengan gas."

Sekolah dasar termasuk dalam sekolah-sekolah yang disasar dalam keracunan yang tampak seperti serangan gas ini.BBC INDONESIA Sekolah dasar termasuk dalam sekolah-sekolah yang disasar dalam keracunan yang tampak seperti serangan gas ini.

Pihak berwenang berada di bawah tekanan yang meningkat dari masyarakat untuk menghentikan keracunan, yang awalnya terkonsentrasi di kota Qom, selatan Teheran, yang merupakan kota suci bagi Muslim Syiah.

Penelitian oleh BBC Persia menetapkan bahwa setidaknya 830 siswa, sebagian besar perempuan, telah diracuni pada hari Minggu (26/2/2023), sementara seorang anggota parlemen mengatakan jumlahnya 1.200 di Qom dan kota Borujerd saja pada Selasa (28/2/2023).

Baca juga: Rusia Serang Ukraina Barat dengan Drone Buatan Iran, Korban Tewas Ditemukan

Para siswa yang terdampak keracunan melaporkan bahwa mereka sempat mencium bau jeruk keprok atau ikan busuk sebelum jatuh sakit.

Ketua komite pendidikan parlemen, Alireza Monadi-Sefidan, dikutip Fars mengatakan pada hari Selasa bahwa penyelidikan telah menemukan bahwa gas beracun itu mengandung nitrogen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com