BERN, KOMPAS.com - Dampak perang di Ukraina benar-benar terasa di Swiss. Meskipun tidak ada bom berjatuhan, Pemerintah Swiss mulai kewalahan dalam menghadapi kehadiran para pengungsi.
Setidaknya, Pemda Provinsi Aargau sampai mengusir warga sendiri untuk memberikan tempat tinggal kepada pengungsi yang sebagian besar dari Ukraina.
Kondisi itu tepatnya terjadi di Desa Windisch, Provinsi Aargau.
Baca juga: Logam Mulia Jadi Andalan Ekspor Indonesia ke Swiss
Seebanyak 49 warga Swiss harus meninggalkan tempat tinggal mereka buntut dari kebijakan pemerintah.
Ada tiga apartemen yang harus dikosongkan paling lambat akhir Juni 2023.
Selanjutnya, akan masuk sedikitnya 100 pengungsi.
Keputusan yang dikeluarkan Pemda Provinsi Aargau ini sekarang mendapatkan banyak tentangan.
Salah satunya dari Kepala Desa Windisch, Heidi Amon.
“Kami tidak mengerti sampai ada keputusan semacam itu," kata Heidi saat diwawancarai Kompas.com pada Selasa (28/2/2023).
Heidi berharap pemerintah pusat, dalam hal ini Pemda Provinsi Aargau dapat menimbang kembali keputusan itu.
Baca juga: Uang Rp 327 Juta Jatuh di Jalan, Warga Swiss Kembalikan Utuh
"Ya, mudah-mudahan tidak terjadi (pengusiran), saya berharap penghuni sekarang ini tetap bisa tinggal di apartemen itu," jelas Heidi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com, para pengungsi diminta meninggalkan apartemen setelah pemerintah pusat mencapai kesepakatan dengan pihak pemilik gedung.
Dalam hal ini, pemilik gedung dapat menghentikan kontrak sewa apartemen dengan para penghuni.
Tiga apartemen yang ditempati 49 orang itu bukanlah apartemen mewah.
Bahkan, penghuninya rata-rata adalah masyarakat kelas menengah ke bawah. Mereka yang gajinya pas pasan menetap di komplek ini. Beberapa dari mereka juga mendapatkan santunan sosial dari Desa Windisch.