Di Provinsi Sichuan, aturan memiliki anak-anak sebanyak-banyaknya dibarengi dengan cuti melahirkan yang tetap digaji serta biaya melahirkan yang ditanggung pemerintah. Aturan ini juga berlaku untuk pasangan, serta perempuan, yang tidak menikah.
Kebijakan ini, di satu sisi, diapresiasi karena melindungi para ibu yang belum menikah. Akan tetapi, muncul juga kritik bahwa aturan ini bisa dimanfaatkan oleh lelaki hidung belang untuk pasangan gelap mereka.
Di sebagian besar wilayah China, ibu tunggal tidak diberi tunjangan pemerintah seperti yang ditawarkan kepada pasangan yang sudah menikah. Hingga saat ini, beberapa provinsi bahkan memberlakukan denda bagi perempuan yang belum menikah yang melahirkan.
Namun, krisis bayi sudah membuat beberapa provinsi, seperti Sichuan, untuk mulai secara legal mengakui anak-anak yang lahir dari ibu tunggal, sebuah bagian dari dorongan Partai Komunis menuju kebijakan kependudukan yang lebih “inklusif”.
Baca juga: Populasi China Merosot, Akankah Jumlah Penduduk Bumi Kena Dampak?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.