Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Gempa Turkiye dan Suriah, 41.232 Orang Tewas, Bentrokan Pecah

Kompas.com - 15/02/2023, 08:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber BBC,Reuters

KOMPAS.com – Jumlah korban tewas dalam gempa Turkiye dan Suriah terus bertambah.

Terbaru, Kantor berita Reuters melaporkan angkanya mencapai 41.232 orang.

Ini terdiri dari 35.418 orang ditemukan tewas di Turkiye dan 5.814 orang di Suriah.

Jumlah korban tewas di Turkiye dilaporkan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Baca juga: Gelombang Kedua Bantuan Indonesia untuk Gempa Turkiye Sudah Tiba

Sementara, jumlah korban tewas di Suriah akibat gempa berdasarkan penghitungan Reuters dari laporan media pemerintah Suriah dan badan PBB.

Jumlah ini pun disebut dapat bertambah mengingat proses evakuasi korban masih dilanjutkan, meski tidak semasif sepekan pertama setelah gempa.

Penjarahan dan bentrokan pecah

Di tengah upaya pencarian dan penyelamatan, kerusuhan dilaporkan telah berlangsung di Turkiye selatan.

Tim SAR Jerman dan tentara Austria sampai menghentikan operasi pencarian pada Sabtu (11/2/2023) karena terjadi bentrokan antara kelompok yang tidak disebutkan namanya.

Keamanan diperkirakan akan memburuk karena persediaan makanan berkurang, kata seorang penyelamat.

Hampir 50 orang telah ditangkap karena menjarah dan beberapa senjata disita, sebut media lokal.

Baca juga: 10 Gempa Paling Mematikan di Abad Ke-21: Dari Aceh, Turkiye, sampai Yogyakarta

Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan dirinya akan menggunakan kekuatan darurat untuk menghukum siapa pun yang melanggar hukum.

Seorang juru bicara militer Austria mengatakan pada Sabtu pekan lalu, bahwa bentrokan antara kelompok tak dikenal di Provinsi Hatay telah menyebabkan puluhan personel dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria mencari perlindungan di sebuah kamp dengan organisasi internasional lainnya.

"Ada peningkatan agresi antarfaksi di Turkiye. Peluang menyelamatkan nyawa tidak memiliki hubungan yang masuk akal dengan risiko keselamatan," kata Letnan Kolonel Pierre Kugelweis dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC.

Beberapa jam setelah Austria menghentikan upaya penyelamatannya, Kementerian Pertahanan Austria mengatakan bahwa tentara Turkiye telah turun tangan untuk memberikan perlindungan sehingga operasi penyelamatan dilanjutkan.

Kelompok pencarian dan penyelamatan ISAR cabang Jerman dan Badan Federal untuk Bantuan Teknis (TSW) Jerman juga menghentikan operasi, dengan alasan masalah keamanan.

"Semakin banyak laporan bentrokan antara faksi yang berbeda, tembakan juga telah dilepaskan," kata juru bicara ISAR, Stefan Heine.

Baca juga: UPDATE Gempa Turkiye dan Suriah, Korban Tewas Jadi 35.224, Penjarahan Diwaspadai

Steven Bayer, manajer operasi ISAR, memperkirakan keamanan akan memburuk karena ketersediaan makanan, air, dan harapan semakin tipis.

"Kami mengawasi situasi keamanan dengan sangat cermat seiring perkembangannya," kata dia.

Tim penyelamat Jerman mengatakan mereka akan melanjutkan pekerjaan segera setelah pihak berwenang Turki menganggap situasi aman, lapor kantor berita Reuters.

Perbatasan baru dibuka di Suriah untuk bantuan

Sementara itu, kabar baik darang dari Suriah ketika Presiden Bashar al-Assad pada akhirnya setuju untuk mengizinkan pengiriman bantuan PBB masuk dari Turkiye melalui dua penyeberangan perbatasan lagi.

Suriah telah lama menentang pengiriman bantuan lintas batas ke kantong pemberontak.

Menurut PBB, hampir 9 juta orang di Suriah terkena dampak gempa.

Suriah telah mengajukan permohonan dana 400 juta dollar AS untuk melewati gempa.

Baca juga: PBB: Presiden Suriah Setuju Buka 2 Perbatasan Lagi untuk Bantuan Gempa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com