Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjebak 5 Hari, Bocah Korban Gempa Turkiye Hidup dalam Pelukan Ibunya yang Tewas

Kompas.com - 13/02/2023, 13:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Sky News

KAHRAMANMARAS, KOMPAS.com - Seorang bocah laki-laki berusia sembilan tahun ditemukan masih hidup dalam pelukan ibunya yang tewas, usai terjebak lima hari di reruntuhan akibat gempa Turkiye.

Peristiwa ini terjadi di tempat yang dulunya adalah blok apartemen Elbrar. Wartawan Sky News bertemu dengan tim penyelamat multinasional yang mencoba mengeluarkan perempuan bernama Leyla dari bawah puing-puing.

Mereka sudah bekerja sepanjang malam untuk membebaskannya.

Baca juga: Banyak Bangunan Runtuh akibat Gempa, Turkiye Tangkap 113 Orang

"Kami membuat satu lubang di dalam, seperti persegi 50 cm, sangat kecil, cukup untuk satu orang. Saya masuk ke dalam, melalui terowongan sekitar tujuh meter. Kami mulai memanggilnya, dia menjawab tetapi suaranya lemah," kata kru penyelamat dari Italia bernama Gianluca Pesce.

Para penyelamat yang dipimpin anggota unit pencarian dan penyelamatan nasional Israel menghabiskan waktu 24 jam untuk mencoba menjangkaunya dari samping dan atas gedung.

Mereka akhirnya berhasil mengeluarkan suami dan putri Leyla, tetapi ibu itu masih di posisi yang sangat sulit.

"Ini akan memakan waktu lama," lanjut Pesce, dikutip dari Sky News pada Minggu (12/2/2023). Terkadang, penyelamatan dilakukan dalam hitungan beberapa menit.

Tim pencari dan penyelamat yang sedang mencari Leyla kemudian memberitahu ada perkembangan penting.

Suara Leyla mungkin milik putranya. Pasangan suami istri itu sedang berbaring bersama di kamar si anak ketika gempa Turkiye terjadi.

"Kami sedang mencari seorang perempuan, kami tahu ada perempuan dan anak di dalam dan ketika kami mendekat, ternyata kami sedang berbicara dengan anak itu," kata paramedis bernama Jonathan Rousso.

"Tim sampai di sisi lain dinding, tetapi mereka tidak dapat memotong (dinding), dan ada mesin cuci (di tengahnya). Kami tidak dapat memotong mesin cuci. Kami harus menemukan cara, jadi kami menggali lebih dalam."

Baca juga: Korban Tewas Gempa Turkiye-Suriah Capai 34.179 Jiwa, Lindu Susulan M 4,6 Terjadi

Operasi itu berbahaya, dan dengan getaran yang sering terjadi terowongan mereka berisiko roboh.

Sky News melihat anggota tim berlari ke sisa-sisa toko lokal, mencari kayu dan sekrup untuk menopang terowongan bawah tanah mereka.

Sepanjang malam yang mendebarkan, anggota tim penyelamat akhirnya berhasil menjangkau bocah itu. Dia bilang namanya Ridvan, putra Leyla yang berusia sembilan tahun.

Seorang dokter mencoba menstabilkannya di bawah reruntuhan, tetapi ada kekhawatiran serius tentang kondisinya. Ridvan kemudian dikeluarkan.

Di permukaan, para relawan diminta diam karena ditakutkan membuat bocah itu khawatir. Ridvan lalu dibawa dengan tandu melalui lubang beton. Dia disambut suara kerumunan ratusan orang.

Ridvan hampir lima hari terjebak di bawah tanah, di pelukan ibunya. Dia kedinginan, dehidrasi parah, dan sebagian tubuhnya remuk. Paramedis membawanya ke rumah sakit.

Sayangnya, ibunya Leyla tidak selamat, tim penyelamat gempa Turkiye tidak dapat menyelamatkannya tepat waktu.

Baca juga: Penyelamatan-penyelamatan “Ajaib” dari Gempa Turkiye

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com