Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twitter "Down" di Turkiye Setelah Warga Protes Lambatnya Bantuan Gempa

Kompas.com - 09/02/2023, 09:25 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Twitter down atau tidak dapat diakses dari operator seluler utama di Turkiye pada Rabu (8/2/2023), setelah meningkatnya protes warga atas penanganan korban gempa yang dinilai lambat.

Para wartawan AFP tidak dapat mengakses jaringan media sosial itu di seluruh Turkiye. Twitter masih berfungsi menggunakan layanan VPN yang menyamarkan lokasi pengguna dan umumnya gratis digunakan.

Netblocks.org yang memonitor media sosial menunjukkan, akses ke Twitter dibatasi lalu diblokir sepenuhnya di semua operator seluler utama.

Baca juga: UPDATE Gempa Turkiye dan Suriah, Korban Tewas Jadi 11.236 Jiwa, 2 di Antaranya WNI

"Langkah penyaringan kemungkinan akan berdampak pada upaya penyelamatan masyarakat yang sedang berlangsung setelah serangkaian gempa mematikan pada Senin," netblocks memperingatkan.

"Turki memiliki sejarah panjang pembatasan media sosial selama keadaan darurat nasional dan insiden keamanan," lanjutnya.

Polisi Turki menahan 18 orang sejak gempa pada Senin (6/2/2023), karena unggahan media sosial yang dianggap provokatif mengkritik cara Presiden Recep Tayyip Erdogan menangani bencana tersebut.

Gempa bermagnitudo 7,8 dan susulannya menewaskan lebih dari 11.000 orang di Turkiye tenggara dan sebagian Suriah.

Gempa Turkiye kali ini adalah yang paling mematikan dalam dua dekade kekuasaan Erdogan, era penuh gejolak yang dilanda percobaan kudeta, protes keras, dan serangkaian banjir serta gempa yang lebih kecil.

 Baca juga: Kisah Gempa Turkiye: Bapak Pegang Tangan Putrinya yang Tewas, Enggan Melepas meski Cuaca Dingin

"Apa yang akan kita lakukan?"

Bangunan yang hancur akibat gempa Turki atau Turkiye di Malatya, Selasa (7/2/2023). Tim SAR terus berupaya menyelamatkan dan mencari para korban gempa di Turki dan Suriah bermagnitudo 7,8 yang mengguncang pada Senin (6/2/2023).AP PHOTO/EMRAH GUREL Bangunan yang hancur akibat gempa Turki atau Turkiye di Malatya, Selasa (7/2/2023). Tim SAR terus berupaya menyelamatkan dan mencari para korban gempa di Turki dan Suriah bermagnitudo 7,8 yang mengguncang pada Senin (6/2/2023).
Media sosial Turkiye dipenuhi unggahan orang-orang yang mengeluh kurangnya upaya pencarian dan penyelamatan di provinsi mereka.

Belum ada pejabat yang merilis pernyataan tentang pemblokiran Twitter, tetapi mereka  berulang kali mengeluarkan peringatan tentang penyebaran misinformasi sebelum pemilu 14 Mei 2023 yang menjadi upaya Erdogan memperpanjang kekuasaannya.

Para pemimpin oposisi dan selebritas Turki memperingatkan, ketiadaan Twitter mengancam terganggunya upaya penyelamatan dan bantuan kemanusiaan.

"Mari kita hentikan aib ini segera," kata pemimpin oposisi utama partai sekuler CHP, Kemal Kilicdaroglu. "Kami tahu semua yang mereka coba sembunyikan."

Ketua oposisi nasionalis Partai Iyi, Meral Aksener, mengatakan bahwa Twitter diperlukan untuk menyampaikan kebutuhan para korban gempa.

Keduanya memimpin aliansi enam partai yang berusaha menyepakati satu calon presiden untuk mencalonkan diri melawan Erdogan.

Baca juga: Faktor-faktor Mengapa Gempa Turkiye Begitu Mematikan

Namun, keputusan pemerintah memblokir Twitter di tengah krisis nasional yang mendalam tidak hanya sebatas polemik ranah politik.

Bintang rock Turkiye Haluk Levent--penyanyi dengan 7,2 juta followers Twitter dan kelompok nirlaba yang terlibat membantu orang-orang membutuhkan--menulis di Twitter, "Err, apa yang akan kita lakukan sekarang?"

Pemblokiran Twitter terjadi ketika Erdogan mengunjungi dua provinsi Turkiye yang paling terpukul.

Dia secara langsung mengakui kekurangan dalam penanganan bencana oleh pemerintah, tetapi berjanji melipatgandakan upaya membantu para korban.

Baca juga: Erdogan Akui Ada Masalah dalam Pemerintahannya Saat Respons Gempa

"Tidak mungkin siap menghadapi bencana seperti ini," kata Erdogan saat berkunjung ke provinsi Hatay yang paling terpukul gempa Turkiye.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com