ISTANBUL, KOMPAS.com - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (8/2/2023) mengakui ada masalah dengan tanggapan awal pemerintahnya terhadap gempa dahsyat di Turki selatan.
Erdogan melontarkan respons di tengah kemarahan dari mereka yang terdampak gempa, yang frustrasi atas lambatnya kedatangan tim penyelamat.
Erdogan, yang mencalonkan diri dalam pemilihan pada Mei mendatang, mengatakan dalam kunjungan ke zona bencana bahwa operasi penyelamatan berjalan normal.
Baca juga: Erdogan Kunjungi Turkiye Selatan, Pantau Kondisi Gempa
Seperti dilansir dari Reuters, dia berjanji tidak akan ada yang kehilangan tempat tinggal.
Sejauh ini, jumlah korban tewas gabungan di Turkiye dan negara tetangganya, Suriah, naik di atas 11.000.
Di seantero Turkiye selatan, orang-orang mencari perlindungan sementara dan makanan dalam cuaca musim dingin yang membekukan.
Mereka menunggu dalam kesedihan di tumpukan puing tempat keluarga dan teman mungkin terkubur.
Tim penyelamat masih menggali beberapa orang hidup-hidup. Lainnya ditemukan tewas.
Ada pemandangan dan keluhan serupa di negara tetangga Suriah, di mana dampak gempa besar hari Senin (6/2/2023) juga dirasakan negara itu.
Korban tewas dari kedua negara diperkirakan akan bertambah. Ratusan bangunan yang runtuh di banyak kota telah menjadi kuburan bagi orang-orang yang tertidur di rumah saat gempa melanda pada dini hari.
Baca juga: Kisah Gempa Turkiye: Bapak Pegang Tangan Putrinya yang Tewas, Enggan Melepas meski Cuaca Dingin
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.