Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS dan India Kerja Sama Saingi China Dalam Persenjataan dan Kecerdasan Buatan

Kompas.com - 01/02/2023, 17:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Putih meluncurkan kemitraan baru dengan India pada Selasa (31/1/2023) yang diharapkan Presiden AS Joe Biden dapat membantu kedua negara itu bersaing dengan China dalam bidang perlengkapan militer, semikonduktor, dan teknologi kecerdasan buatan.

Washington ingin memperbanyak jaringan telepon seluler milik perusahaan Barat di anak benua itu untuk menyaingi Huawei Technologies asal China, menyambut lebih banyak ahli cip komputer asal India ke Amerika Serikat dan mendorong perusahaan-perusahaan dari kedua negara untuk berkolaborasi dalam bidang perlengkapan militer, seperti sistem artileri.

Gedung Putih menghadapi perjuangan berat di semua lini, termasuk pembatasan AS terhadap transfer teknologi militer dan visa bagi pekerja imigran, juga dengan ketergantungan lama India pada Rusia untuk perangkat keras militer.

Baca juga: AS Tuding Rusia Bahayakan Kontrol Senjata Nuklir, Ini Alasannya

Penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, dan mitranya dari India, Ajit Doval, pada Selasa bertemu dengan pejabat senior dari kedua negara di Gedung Putih untuk meluncurkan Prakarsa AS-India tentang Teknologi Kritis dan Berkembang.

“Tantangan yang lebih besar berasal dari China. Praktik ekonominya, langkah militernya yang agresif, upayanya untuk mendominasi industri masa depan dan untuk mengendalikan rantai pasok masa depan telah berdampak besar pada pemikiran di Delhi,” ujar Sullivan.

New Delhi telah membuat Washington frustrasi dengan ikut serta dalam latihan bersama Rusia dan meningkatkan pembelian minyak mentah dari negara itu, yang merupakan sumber pendanaan utama Rusia untuk perangnya di Ukraina.

Baca juga: Brandon Tsay yang Lucuti Senjata Pelaku Penembakan Massal Monterey Park Terima Tanda Penghormatan

Akan tetapi, Washington telah menahan diri untuk tidak berkomentar, sambil memberi isyarat kepada India tentang Rusia dan membenarkan sikap India yang lebih agresif terhadap China.

Pada Senin (30/1/2023), Sullivan dan Doval berpartisipasi dalam acara Kamar Dagang bersama para pemimpin perusahaan dari Lockheed Martin, Adani Enterprises, dan Applied Materials.

Meskipun India menjadi bagian dari proyek pendekatan pemerintahan Biden di Asia yang bernama Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF), negara itu memilih untuk tidak bergabung dalam negosiasi pilar perdagangan IPEF.

Baca juga: Ukraina Dapat 321 Tank dari Barat, Senjata Ofensif Kuat

Inisiatif itu juga mencakup upaya bersama dalam bidang antariksa dan komputasi kuantum berkinerja tinggi.

Sementara itu, General Electric meminta izin kepada pemerintah AS untuk memproduksi mesin jet bersama India, yang akan menggerakkan pesawat yang dioperasikan dan diproduksi oleh India, kata Gedung Putih, yang mengatakan bahwa proses peninjauan permohonan sedang dilakukan.

Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul AS dan India Bekerja Sama untuk Saingi China dalam Bidang Persenjataan dan Teknologi AI.

Baca juga: Pabrik Senjata Wee 1 Tactical di AS Dituduh Jual Senjata ke Anak-anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com