Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro Ajukan Visa Turis AS

Kompas.com - 31/01/2023, 07:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

BRASILIA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah mengajukan visa turis untuk dapat tinggal di Amerika Serikat (AS) selama enam bulan.

Hal itu diungkapkan oleh pengacaranya, Felipe Alexandre pada Senin (30/1/2023).

Menurut dia, AS telah menerima pengajuan visa politisi sayap kanan Brasil itu pada Jumat (27/1/2023).

Baca juga: Imbas Kerusuhan Brasil, Polisi Segera Direformasi

"Dia ingin mengambil cuti, menjernihkan pikirannya, dan menikmati menjadi turis di Amerika Serikat selama beberapa bulan sebelum memutuskan apa langkah selanjutnya," kata Alexandre dalam tanggapan email kepada Reuters.

Sebelumnya, di dalam negeri, sempat muncul seruan agar visa AS yang dipegang oleh Bolsonaro dicabut menyusul protes kekerasan di Brasilia.

"Apakah dia akan menggunakan (visanya) enam bulan penuh atau tidak, itu terserah dia dan strategi apa pun kami dukung untuk memulai berdasarkan rencananya,” tambah Alexandre.

Financial Times adalah yang pertama kali melaporkan bahwa Bolsonaro telah meminta visa turis AS.

Namun, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, catatan visa dirahasiakan berdasarkan hukum AS. Mereka tidak dapat membahas rincian kasus visa individu.

Baca juga: Menteri Kehakiman Era Bolsonaro Ditangkap terkait Kasus Kerusuhan Brasil

Bolsonaro sendiri diketahui pernah terbang ke Florida dua hari sebelum masa jabatannya berakhir pada 1 Januari 2023.

Posisinya digantikan oleh politisi sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva yang kemudian direspons dengan kerusuhan Brasil.

Para pendukung Bolsonaro menyerbu ibu kota negara Brasil. Massa menggeledah Gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan istana kepresidenan Brasil, menyerukan kudeta militer untuk membatalkan pemilihan bulan Oktober yang dimenangkan Lula.

Mahkamah Agung Brasil telah setuju untuk membuka penyelidikan terhadap Bolsonaro karena diduga mendorong protes anti-demokrasi yang berakhir dengan penyerbuan gedung-gedung pemerintah oleh para pendukungnya di Brasilia.

Awal bulan Januari ini, sebanyak 41 anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS dari Partai Demokrat meminta pemerintahan Presiden AS Joe Biden bekerja sama dengan penyelidikan Brasil terhadap protes kekerasan di Brasilia dan mencabut semua visa AS yang dipegang oleh Bolsonaro.

Para pengunjuk rasa, pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, menyerbu Istana Planalto di Brasilia, Brasil, Minggu, 8 Januari 2023.AP/ERALDO PERES via VOA INDONESIA Para pengunjuk rasa, pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, menyerbu Istana Planalto di Brasilia, Brasil, Minggu, 8 Januari 2023.

Kementerian mengatakan, seorang kepala negara atau diplomat wajib mengajukan aplikasi visa "A" sebelum memasuki ke Amerika Serikat.

Baca juga: Mantan Presiden Jair Bolsonaro Diduga Aktor Intelektual Kerusuhan Brasil

Visa "A" itu berlaku selama 30 hari. Para diplomat atau kepala negara dapat mengajukan perubahan status imigrasi jika mereka tidak lagi terlibat dalam bisnis resmi. Bolsonaro diyakini masuk dengan visa semacam itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com