Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan Massal AS: Tempat Paling Damai untuk Tinggal, Penduduk Ketakutan

Kompas.com - 23/01/2023, 07:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MONTEREY PARK, KOMPAS.com – Penembakan terbaru di AS, yakni di Monterey Park, California, AS, pada Sabtu (21/1/2023) malam membuat orang-orang ketakutan.

Penembakan itu terjadi ketika masyarakat setempat merayakan Tahun Baru Imlek. Penembakan massal ini juga menyebabkan 10 orang mengalami luka-luka.

Beberapa orang merasa ketakutan atas penembakan ini, salah satunya Li Xia (50). Dia berasal dari Provinsi Shenzhen, China, dan baru saja menetap selama empat bulan di Monterey Park.

Baca juga: Korban Tewas dalam Penembakan Massal di Monterey Park AS Jadi 10 Orang, Pelaku Masih Diburu

Kepada Reuters, dia mengaku sudah sedari lama ingin pindah dari China dan menetap di Amerika Serikat (AS). Dia merasa, AS adalah negara terbaik di dunia.

Namun, penembakan tersebut membuat keinginannya berbalik 180 derajat.

“Dalam hati saya, saya selalu merasa Amerika Serikat adalah negara terbaik di dunia,” kata Li Xia yang merupakan pensiunan guru matematika.

“Sekarang, saya sangat sedih. Saya tidak percaya. Saya tidak ingin tinggal di sini satu hari lagi. Saya tidak merasa aman. Saya ingin kembali ke China,” sambungnya.

Baca juga: 9 Orang Tewas dalam Penembakan Massal di Monterey Park AS Setelah Festival Imlek

Monterey Park adalah salah satu dari beberapa kota kecil di San Gabriel Valley, sebelah timur Los Angeles.

Mayoritas warga di sana adalah orang Asia-Amerika, kebanyakan dari China, sebagaimana dilansir Reuters.

Kota berpenduduk 60.000 jiwa, di mana sekitar 65 persen penduduknya adalah orang Asia, kerap digolongkan sebagai salah satu tempat terbaik dan paling damai untuk tinggal di AS.

Pada Minggu (22/1/2023) pagi, usai terjadi penembakan massal, penduduk berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil dengan perasaan tidak percaya dan cemas.

Penembakan massal itu mengakhiri perayaan Tahun Baru Imlek pertama di kota itu secara langsung dalam tiga tahun terakhir, sejak pandemi Covid-19 dimulai.

Baca juga: Penembakan di California Tewaskan Ibu dan Bayi Berusia 6 Bulan

Buntut penembakan, gelaran perayaan Tahun Baru Imlek yang direncanakan selama tiga hari dibatalkan.

“Kami semua sangat sedih. Kami awalnya sangat bersemangat merayakan tahun baru. Sekarang kami hanya akan berdoa untuk para korban,” kata Muohan Chi (14).

Polisi mengatakan, di antara 10 korban tewas masing-masing adalah lima pria dan lima wanita.

Para pemimpin Kota Monterey Park mengatakan, komunitas yang ada di kota tersebut sangat erat.

Baca juga: Ibu dari Pelaku Penembakan di SD Texas Dipenjara karena Ancam Bunuh Pria Disabilitas

Selang 12 jam usai penembakan, pelaku penembakan di Monterey Park masih buron.

Pelaku diyakini sebagai pria Asia berusia antara 30 hingga 50 tahun berdasarkan deskripsi dari sejumlah saksi mata.

Pada Minggu pagi, departemen sheriff setempat mengaku belum mengetahui apakah serangan itu bermotif rasial.

Baca juga: Motif Penembakan Paris Terungkap, Tersangka Punya Kebencian Terhadap Orang Asing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com