NEW YORK CITY, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin disebut kepayahan mencari orang-orang untuk diterjunkan ke medan perang di Ukraina.
Hal tersebut disampaikan mantan Panglima NATO Laksamana James Stavridis kepada MSNBC pada Jumat (13/1/2023).
“Putin benar-benar kesulitan mendapatkan tenaga kerja,” kata Stavridis, sebagaimana dilansir Insider.
Dia menambahkan, Putin sudah mencari personel ke mana-mana, mulai dari penjara hingga ke tempat penampungan tunawisma, dan bahkan merekrut pria berusia 50-an dan 60-an tahun.
“Putin akan mengambil apa saja. Ini adalah tanda betapa sulitnya perang ini baginya,” ucap Stavridis.
Rusia diperkirakan telah menderita kerugian sekitar 100.000 korban tewas dalam perang di Ukraina.
Pada September 2022, Putin mengumumkan mobilisasi parsial untuk merekrut 300.000 pria yang masuk kategori wajib militer dan komponen cadangan untuk dikerahkan ke Ukraina.
Baca juga: Sekutu Putin Usul Sita Properti Warga Rusia yang Hina Negara dari Luar Negeri
Kendati demikian, mobilisasi parsial memicu sejumlah demonstrasi dan puluhan ribu pria Rusia kabur dari negara itu.
Sementara itu, Rusia juga berusaha memperkuat barisannya melalui bantuan tentara bayaran dari Grup Wagner. Kelompok ini juga merekrut para tahanan untuk bertempur di garis depan.
BBC mengutip pejabat Inggris bahwa para tentara bayaran dari Grup Wagner sekarang terdiri dari sekitar 10 persen dari pasukan darat Rusia di Ukraina.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.