Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Kodir
Dosen

Mahasiswa Doktoral Universiy of York, UK. Peneliti di Equator Initiative for Policy Research. Pengurus PCINU UK dan IKA UNAIR UK.

Belajar dari Mogok Kerja di Britania Raya

Kompas.com - 09/01/2023, 06:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hingga saat ini, aksi mogok tidak pernah berhenti dilakukan oleh serikat pekerja, terutama mereka yang bergulat di sektor publik.

Dampak positif dari adanya strike, menurut beberapa peneliti dari Oxford University dan Cambridge University (2015), adalah mendorong publik dan perusahaan agar inovatif dan memproduksi a net economic benefit bagi para pekerja.

Pembelajaran untuk Indonesia

Kultur aksi mogok kerja di UK agaknya menyajikan pembelajaran penting untuk publik Indonesia, termasuk para pemangku kebijakan, serikat pekerjanya. Mengapa demikian?

Pertama, aksi mogok kerja—tentunya yang damai, dapat membangun kesadaran secara meluas kepada publik bahwa aksi protes tersebut merupakan potret riil sebenarnya yang dialami oleh pekerja di mana pun.

Bahwa situasi saat ini yang mereka hadapi jauh lebih buruk. Ketidakpastian situasi ekonomi global yang berdampak terhadap inflasi menyebabkan kondisi mereka semakin rentan.

Kenaikan harga pangan, BBM, dan kini harga hunian yang semakin tidak terjangkau merupakan persoalan sesungguhnya untuk mereka hadapi.

Sebagai refleksi, kaum milenial di Indonesia saat ini bisa dikatakan hampir tidak bisa membeli rumah karena harga properti tidak sebanding dengan gaji yang mereka terima.

Kedua, harus dipahami oleh seluruh pihak bahwa aksi mogok yang dilakukan oleh pekerja adalah bentuk hak asasi paling dasar. Tuntutan untuk mendapatkan upah layak, jaminan sosial, kepastian dana pensiun, dll, bukan sesuatu yang berlebihan.

Apa yang mereka perjuangkan bukan semata-mata untuk melakukan akumulasi kapital. Namun memastikan bahwa apa yang mereka kerjakan mendapatkan penghargaan yang layak. Terutama untuk biaya pengeluaran kehidupan sehari-hari.

Ketiga, diperlukan kedewasaan masyarakat luas dalam menyikapi aksi mogok. Ketika saya tertahan di stasiun karena strike, saya sengaja mengajak bicara kepada beberapa orang lokal hanya sekadar untuk mengetahui bagaimana respons mereka terhadap strike yang menganggu aktivitas mereka.

Saya kira mereka akan “ngedumel”, namun mereka menganggap bahwa hal ini merupakan sesuatu yang wajar. Mereka menyadari bahwa hak pekerja harus dipenuhi dan dilindungi.

Saya menyadari bahwa kedewasaan publik UK menyikapi situasi tersebut juga terbentuk karena proses sejarah panjang yang mereka alami. Bukan sesuatu yang ‘ujug-ujug’ atau terjadi begitu saja.

Belajar dari pengalaman, apa yang mereka perjuangkan memberikan dampak terhadap perbaikan kehidupan publik secara luas.

Pada akhirnya, solidaritas antarpekerja dari berbagai sektor perlu diperkuat. Bisa dikatakan saat ini UK menjadi negara yang paling banyak melakukan strike.

Hampir seluruh sektor baik dari pekerja kereta api, pos, universitas, tenaga kesehatan, dan pekerja di sektor publik lainnya melakukan strike secara terus menerus.

Mereka membangun solidaritas para pekerja untuk mendorong kenaikan upah sebesar 2-3 persen untuk menghadapi inflasi yang mencapai 11 persen.

Solidaritas tersebut dibangun karena mereka menyadari bahwa persoalan ekonomi di negara mereka berdampak terhadap kesejahteraan pekerja di seluruh sektor.

Bagaimana di Indonesia? Sebagaimana proses belajar, tentu ini tidak dapat langsung dipahami ataupun dipraktikan.

Butuh keseriusan dan kesabaran berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai situasi yang ideal bagi perbaikan situasi pekerja di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com