Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di China: Kasus Melonjak, Rumah Sakit Mulai Penuh

Kompas.com - 23/12/2022, 00:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

BEIJING, KOMPAS.com - Banyak rumah sakit di China tampaknya penuh di tengah kekhawatiran tentang gelombang baru Covid-19 yang melanda negara itu, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kepala Kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan unit perawatan intensif (ICU) sibuk meskipun pejabat pemerintah mengatakan angka kasus relatif rendah.

Data China menunjukkan tidak ada yang meninggal karena Covid pada Rabu (21/12/2022) tetapi ada keraguan tentang dampak sebenarnya dari penyakit tersebut.

Baca juga: Otoritas Obat AS Setujui Antibodi Monoklonal Baru untuk Covid-19 Parah

Dalam beberapa hari terakhir banyak rumah sakit di Beijing dan kota-kota lain mulai penuh seiring gelombang Covid terbaru melanda China.

Sejak 2020, China memberlakukan pembatasan kesehatan yang ketat sebagai bagian dari kebijakan nol-Covid.

Namun, pemerintah mengakhiri sebagian besar tindakan tersebut dua pekan lalu setelah muncul aksi protes yang tidak pernah terjadi sebelumnya terhadap kontrol ketat.

Sejak itu angka kasus melonjak, menimbulkan kekhawatiran akan tingginya angka kematian di kalangan orang tua, yang sangat rentan.

Meski ada peningkatan kasus, data resmi menunjukkan hanya ada lima orang yang meninggal akibat Covid pada Selasa (20/12/2022) dan dua orang pada Senin (19/12/2022).

Baca juga: China Ubah Definisi Kematian akibat Covid di Tengah Lonjakan Infeksi

Ini telah menyebabkan kepala kedaruratan WHO Ryan mendesak China untuk memberikan lebih banyak informasi tentang penyebaran virus terbaru.

Dia berkata, "di China, yang dilaporkan adalah jumlah kasus relatif rendah di ICU, tetapi secara anekdot ICU sedang penuh."

"Kami sudah mengatakan ini berminggu-minggu bahwa virus yang sangat menular ini akan sangat sulit untuk dihentikan sepenuhnya, hanya dengan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial," sambung Ryan.

Berbicara selama konferensi pers mingguan di Jenewa, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dia sangat prihatin dengan situasi yang berkembang di China.

Baca juga: Lonjakan Covid-19 China: Warga China di Singapura Antre Kirim Panadol untuk Keluarga di Negaranya

Dia meminta data spesifik tentang tingkat keparahan penyakit, penerimaan rumah sakit dan persyaratan perawatan intensif.

Ryan menambahkan bahwa vaksinasi adalah strategi keluar untuk wabah virus corona.

China telah mengembangkan dan memproduksi vaksinnya sendiri, yang terbukti kurang efektif dalam melindungi orang-orang dari penyakit Covid yang serius dan kematian, dibandingkan vaksin mRNA yang digunakan di sebagian besar negara di dunia.

Komentar Ryan datang seiring pemerintah Jerman mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka telah mengirimkan gelombang pertama vaksin BioNTech Covid-19 ke China.

Baca juga: Jerman Kirimkan Gelombang Pertama Vaksin Covid-19 BioNTech ke China

Vaksin Jerman awalnya akan diberikan kepada para ekspatriat di China - diperkirakan sekitar 20.000.

Ini adalah vaksin Covid-19 asing pertama yang dikirim ke China, meskipun tidak ada detail yang dirilis tentang waktu atau ukuran pengiriman.

Bulan lalu saat berkunjung ke Beijing, Kanselir Jerman Olaf Scholz mendesak agar vaksin tersebut juga tersedia secara cuma-cuma untuk warga China.

Baca juga: WHO: Lonjakan Infeksi Covid-19 di China Bisa Picu Kembali Darurat Global

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com