Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Pilih Teguh Bemitra dengan Rusia, Ini Alasannya

Kompas.com - 21/12/2022, 08:39 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penulis: VOA Indonesia/Anjana Parischa

NEW DELHI, KOMPAS.com - Terlepas dari tekanan dari negara-negara Barat, India tetap teguh dalam kemitraannya dengan Rusia.

Negara itu menolak untuk mengutuk perang di Ukraina dan tidak bergabung dengan negara-negara lain dalam pemberlakuan sanksi terhadap Moskwa.

Namun, sikap demikian tidak memengaruhi hubungan India yang terus berkembang dengan Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Saat “Messi” dan “Mbappe” Menikah di India…

Sementara konflik di Ukraina berkecamuk, India menolak untuk memihak antara mitra Baratnya dan Rusia.

Dalam kunjungan ke Moskwa bulan lalu, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan New Delhi akan meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara “Beruang Merah” itu.

“Bagi kami, Rusia telah menjadi mitra yang stabil dan telah teruji oleh waktu dan seperti yang saya katakan, evaluasi objektif apa pun dari hubungan kami selama beberapa dekade akan mengonfirmasi bahwa itu benar-benar telah bermanfaat dengan sangat, sangat baik bagi kedua negara kami,” kata Jaishankar.

New Delhi tidak bergabung dengan negara-negara Barat dalam pemberlakuan sanksi, dan juga telah meningkatkan pembelian minyak mentah, batu bara, dan pupuk dengan harga diskon dari Rusia.

India abstain dari resolusi PBB yang mengutuk Moskwa atas agresinya terhadap Ukraina.

Para analis mengatakan dengan militer India yang sangat bergantung pada tank, jet tempur, dan peralatan lain dari Rusia, mereka tidak mampu mengisolasi Rusia, seperti disampaikan oleh Harsh Pant dari Observer Research Foundation.

Baca juga: Miras Oplosan Tewaskan 37 Orang di India, 100 Orang Ditangkap

“Jika tentara Anda menghadapi tentara China, Anda tidak dapat benar-benar menghadapi satu negara yang memasok senjata kepada Anda. Jadi, dalam beberapa hal hubungan pertahanan yang dimiliki India dengan Rusia membuat India memilih jenis keterlibatan yang lebih pragmatis dengan Rusia,” jelasnya.

Namun eskalasi konflik di Ukraina, seperti serangan oleh Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina menimbulkan kekhawatiran di New Delhi.

Pada September lalu, Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT regional (KTT Organisasi Kerjasama Shanghai) bahwa sekarang bukan era perang

Secara signifikan, pertemuan puncak tahunan yang diadakan secara rutin antara pemimpin Rusia dan pemimpin India belum dijadwalkan tahun ini.

“Jadi ada tanggapan negatif terhadap apa yang dilakukan Rusia. Tapi, saya pikir kecaman publik terhadap Rusia tidak akan terjadi dan itu adalah sesuatu yang dirasakan India dalam posisinya bahwa ada banyak penyebab konflik ini. Oleh karena itu dialog politik adalah satu-satunya jalan ke depan,” kata Harsh Pant dari Observer Research Foundation.

Namun, pendirian India terhadap Rusia itu tidak membuat hubungan tegang dengan Amerika Serikat seperti yang dikhawatirkan oleh sebagian orang.

Baca juga: Sengketa Perbatasan India-China: Bayang-bayang Perang 60 Tahun Lalu Muncul Lagi

Dengan memperhatikan China, kedua negara meningkatkan kemitraan strategis pada bulan April lalu.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berkomentar mengenai kemitraan strategis AS-India tersebut.

“Hari ini kami memposisikan militer AS dan India untuk beroperasi dan berkoordinasi erat bersama di semua kawasan dan semakin meningkat di Indo-Pasifik yang lebih luas,” jelasnya.

Militer India dan AS mengadakan latihan bersama di dekat perbatasan India dengan China bulan November lalu.

Harsh Pant berpendapat bahwa kebangkitan China merupakan pendorong kerja sama militer AS-India tersebut.

“Kebangkitan China adalah salah satu kekuatan paling tangguh pada zaman kita dan hal itu telah memperkuat konsensus bahwa India dan Amerika harus bekerja sama,” pendapat dia.

Menjalin hubungan baik dengan Barat dan Rusia, para analis mengatakan bahwa dalam beberapa bulan mendatang India berharap untuk memainkan peran konstruktif dalam setiap upaya untuk mengakhiri permusuhan bersenjata di Ukraina. 

Baca juga: Sengketa Perbatasan China-India Kembali Memanas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com