Selain menuduh Bankman-Fried menipu pemberi pinjaman, investor dan pelanggan, Williams menuduh bos FTX telah menggunakan "puluhan juta" keuntungan haram untuk kontribusi kampanye ilegal untuk Demokrat maupun Republik.
"Semua uang kotor ini digunakan untuk melayani keinginan Bankman-Fried untuk membeli pengaruh bipartisan dan memengaruhi arah kebijakan publik di Washington," kata Williams sebagaimana dilansir BBC.
Dalam wawancara media sebelumnya, taipan kripto itu telah mengakui kesalahan, tetapi menolak tuduhan bahwa dia berniat untuk menipu pelanggannya.
Baca juga: Skandal Kripto FTX, CEO Penipu Sam Bankman-Fried Ditangkap di Bahama
Bankman-Fried juga membantah tuduhan bahwa dia mengetahui perusahaan perdagangan afiliasi FTX, Alameda Research, menggunakan dana pelanggan FTX.
Dia pernah dipandang sebagai versi muda dari investor legendaris AS Warren Buffett. Baru-baru ini pada akhir Oktober, dia diperkirakan memiliki kekayaan bersih lebih dari 15 miliar dollar AS setara Rp 233,6 triliun.
Sementara itu, kepala eksekutif baru perusahaan, John Ray, mengatakan kepada komite kongres AS bahwa keruntuhan FTX tampaknya disebabkan oleh sekelompok kecil "individu yang sangat tidak berpengalaman dan tidak canggih".
Dia mengatakan melihat "kurangnya pencatatan, tidak ada kontrol internal apa pun".
Bursa mata uang kripto FTX memungkinkan pelanggan untuk memperdagangkan uang normal untuk mata uang kripto seperti Bitcoin.
Mata uang kripto bukanlah mata uang dalam pengertian tradisional, tetapi disimpan secara online dan bertindak lebih seperti sarana investasi atau sekuritas, seringkali dengan tingkat volatilitas yang tinggi.
Karena anonimitas mereka, instrumen ini disukai untuk kegiatan kriminal seperti perdagangan narkoba dan serangan ransomware.
Namun, pendukung mata uang kripto bersikukuh ada potensi besar untuk inovasi dan kemandirian dari pemerintah melalui instrumen ini.
Baca juga: Ratu Kripto Buron FBI Kabur Bawa Uang Hampir Rp 60 Triliun, gara-gara Laporan Polisi Bocor