JOHANNESBURG, KOMPAS.com – Setidaknya sembilan orang tewas ketika banjir bandang menyapu sekelompok orang yang melakukan ritual keagamaan di Sungai Jukskei, Johannesburg, Afrika Selatan.
Selain itu, sebanyak delapan orang masih hilang. Dilansir dari Sky News, Minggu (4/12/2022), terdapat 33 orang yang mengikuti ritual tersebut.
Mereka mulanya berkumpul di Sungai Jukskei unjuk menjalani ritual pembersihan dan “pembaptisan” pada Sabtu (3/12/2022).
Baca juga: Jelang Pemilu Malaysia, Ribuan Orang Dievakuasi Akibat Banjir Bandang
Setelah disapu banjir bandang, tim darurat dikirim ke lokasi kejadian. Dua mayat ditemukan pada Sabtu malam, dan tujuh lainnya ditemukan saat misi penyelamatan dilanjutkan pada Minggu pagi.
Para anggota keluarga sudah mengidentifikasi jenazah para korban, menurut laporan media lokal.
Operasi yang dijalankan tim darurat kini merupakan misi pencarian, bukan misi penyelamatan.
Juru Bicara Layanan Darurat Johannesburg Robert Mulaudzi mengatakan, para pejabat berulang kali memperingatkan penduduk tentang bahaya mengikuti upacara keagamaan di sepanjang sungai.
Baca juga: Kondisi Terkini Banjir dan Tanah Longsor Filipina Selatan, Korban Diperkirakan Terus Bertambah
Terutama, setelah hujan deras selama berpekan-pekan di Johannesburg membuat banyak aliran sungai menjadi deras.
“Warga kami, terutama jemaat yang biasanya melakukan ritual semacam ini, akan tergoda untuk pergi ke aliran sungai ini,” kata Mulaudzi.
“Pesan kami kepada mereka adalah untuk berhati-hati saat dan ketika mereka melakukan ritual ini,” lanjut Mulaudzi.
Baca juga: Banjir Nigeria Tewaskan Lebih dari 600 Orang, 1,4 Juta Warga Mengungsi
Ritual pembersihan dan “pembaptisan” sering diadakan di sepanjang Sungai Jukskei, yang mengalir di sepanjang banyak kota termasuk Alexandra.
Melalui Twitter, Mulaudzi membagikan rekaman kru tim darurat termasuk helikopter bersiap untuk melanjutkan pencarian pada Minggu pagi.
Dia juga membagikan video tim penyelamat yang berjalan di sepanjang dan di sungai untuk mencari korban.
Baca juga: Banjir Bukan Masalah, Bentor Filipina Dimodifikasi Jadi Tinggi, Antar Penumpang Tetap Kering
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.