Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paradoks Protes Iran: 300 Orang Tewas, Presiden Berkoar-koar Negara Jamin Kebebasan

Kompas.com - 04/12/2022, 07:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Sabtu (3/12/2022) sebut negaranya menjamin hak dan kebebasan.

Hal ini sekaligus membela sistem yang berkuasa di tengah tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah yang menurut PBB telah menelan lebih dari 300 nyawa.

Dilansir dari Reuters, badan keamanan negara tertinggi mengatakan bahwa 200 orang, termasuk anggota pasukan keamanan, tewas
dalam kerusuhan itu.

Baca juga: Iran Tinjau Ulang Hukum Wajib Jilbab Setelah Dua Bulan Lebih Protes Mematikan

Angka ini jauh lebih rendah daripada yang diberikan oleh badan dunia dan kelompok hak asasi.

Protes di bulan ketiga ini, masih dipicu kematian wanita Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini, dalam tahanan polisi moralitas yang menegakkan aturan jilbab wajib yang ketat.

Demonstrasi telah berubah menjadi pemberontakan rakyat oleh orang-orang Iran yang marah dari semua lapisan masyarakat, yang merupakan salah satu tantangan paling berani terhadap kepemimpinan ulama sejak revolusi 1979.

Baca juga: Protes Iran: Perempuan Minoritas dan Pria Habis Sholat Jumat Kembali Turun ke Jalan

Sementara itu, sebuah video media sosial memperlihatkan pihak berwenang menghancurkan rumah keluarga Elnaz Rekabi, seorang pendaki yang berkompetisi dalam kontes internasional tanpa jilbab pada bulan Oktober.

Rekabi melakukannya secara tidak sengaja, tetapi dia dianggap secara luas telah menyatakan dukungannya untuk protes tersebut.

Media pemerintah pada hari Sabtu, mengutip kepala kehakiman di provinsi Zanjan barat laut, mengatakan keputusan untuk menghancurkan vila telah dikeluarkan empat bulan lalu karena keluarga tersebut gagal mendapatkan izin konstruksi.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Warga Iran Ditembak karena Piala Dunia | Penumpang Gelap Kapal Tanker Dipulangkan

Tidak terpengaruh oleh penumpasan brutal, pengunjuk rasa telah meneriakkan slogan-slogan menentang Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, dan berulang kali menuntut diakhirinya pemerintahan Islam.

Video media sosial menunjukkan protes baru pada Sabtu malam di beberapa bagian ibu kota Teheran, termasuk daerah Haft Howz timur.

Pengunjuk rasa terdengar meneriakkan: "Pembunuh seperti Khamenei harus dieksekusi."

Baca juga: Piala Dunia: Aksi Pemain Timnas AS Peluk Pemain Iran yang Kalah Tuai Pujian

Pihak berwenang menyalahkan pemberontakan pada musuh asing, termasuk Amerika Serikat, Arab Saudi dan Israel.

"Iran memiliki konstitusi paling progresif di dunia karena mengawinkan cita-cita dengan demokrasi," kata Raisi dalam pidatonya kepada anggota parlemen, mengutip seorang pengacara Afrika tak dikenal yang dia temui beberapa tahun lalu.

Baca juga: Warga Iran Ditembak Mati Aparat Saat Rayakan Kekalahan dari AS di Piala Dunia Qatar

“Konstitusi menjamin (keberadaan) sistem Islam,” katanya, menambahkan bahwa itu juga menjamin hak-hak dasar dan kebebasan yang sah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com