Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Ganti Nama Cacar Monyet atau Monkeypox Menjadi 'mpox'

Kompas.com - 29/11/2022, 19:17 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan akan mulai menggunakan "mpox" sebagai sebutan untuk penyakit cacar monyet (monkeypox), untuk menghindari stigmatisasi dari nama virus.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya mengkritik beberapa pemberitaan tentang virus tersebut, yang dinilai dapat "memperkuat stereotip homofobia dan rasial serta memperburuk stigma".

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia pada 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Penyebaran di antara manusia sejak saat itu terutama terbatas pada negara-negara tertentu di Afrika Barat dan Tengah.

Baca juga: Temukan Kasus Cacar Monyet, China Minta Warga Tak Sentuh Orang Asing

Kronologi wabah baru cacar monyet

Awal Mei tahun ini, lonjakan infeksi cacar monyet dilaporkan di luar negara Afrika yang telah lama menjadi endemik. Wabah kali ini dilaporkan menyebar sebagian besar pada pria yang berhubungan seks dengan pria lain.

Untuk mengurangi risiko penularan, PBB menyarankan membatasi jumlah pasangan seksual yang dimiliki seseorang, sementara tetap menekankan bahwa siapa pun dapat tertular cacar monyet.

Penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami demam, nyeri otot, dan lesi kulit seperti bisul yang besar ini, mulai menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dalam waktu kurang dari satu bulan.

Pada 23 Juli, WHO menyatakan penyebaran cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC), dengan tingkat kewaspadaan tertinggi menurut organisasi kesehatan global.

“Ketika wabah cacar monyet meluas awal tahun ini, bahasa rasis dan menstigmatisasi secara online, di lingkungan lain dan beberapa komunitas diamati dan dilaporkan ke WHO,” kata badan kesehatan PBB itu, pada Senin (28/11/2022) sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Baca juga: AS Temukan Pasien Cacar Monyet Alami Peradangan Otak dan Sumsum Tulang Belakang

WHO meluncurkan proses konsultasi publik untuk menemukan nama baru untuk penyakit tersebut awal tahun ini dan menerima lebih dari 200 proposal.

Salah satu saran publik yang lebih populer adalah "mpox" atau "Mpox", yang antara lain diajukan oleh organisasi kesehatan pria, REZO.

Direkturnya mengatakan pada saat itu bahwa penghapusan sebutan “monyet” membantu orang menangani keadaan darurat kesehatan dengan serius.

“Menyusul serangkaian konsultasi dengan pakar global, WHO akan mulai menggunakan istilah baru ‘mpox’ sebagai sinonim untuk cacar monyet. Kedua nama tersebut akan digunakan secara bersamaan selama satu tahun sementara (selanjutnya) ‘cacar monyet’ dihapuskan.”

WHO memiliki mandat untuk menetapkan nama baru untuk penyakit yang ada di bawah Klasifikasi Penyakit Internasional.

Secara umum, upaya itu dilakukan untuk menghindari berbagai upaya untuk menghubungkan penyakit atau virus apa pun dengan negara, wilayah, hewan, atau kelompok etnis.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com