Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piala Dunia Qatar dalam Ketegangan Perselisihan Budaya dan Nilai

Kompas.com - 24/11/2022, 19:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber BBC

DOHA, KOMPAS.com - Piala Dunia di Qatar tahun ini memang terasa seperti berada di dua alam semesta paralel dalam hal kontroversi.

Dilansir dari BBC, bagi para advokat, aktivis, tim Eropa dan terutama tujuh kapten yang berniat memakai ban lengan One Love, ada isu LGBT dan hak asasi manusia yang ingin mereka suarakan.

Untuk tuan rumah Qatar dan para penonton di seluruh dunia Arab yang mayoritas Muslim, ini adalah tentang agama, budaya, norma-norma wilayah.

Baca juga: Sembilan Tahun Berseteru, Mesir dan Turkiye Akhirnya Perbaiki Hubungan di Qatar

Ketegangan tampaknya menjadi situasi serius dari Piala Dunia sejauh ini dan semuanya ditampilkan di panggung terbesar di dunia.

Pada hari Rabu (23/11/2022), para pemain Jerman menutup mulut mereka selama foto tim sebelum pertandingan pembuka Piala Dunia mereka melawan Jepang.

Manajer Hansi Flick mengatakan itu dilakukanbuntuk menyampaikan pesan bahwa FIFA membungkam tim.

Namun, reaksi terhadap sikap Jerman telah menimbulkan reaksi negatif yang sengit dan hampir bulat di seluruh dunia Arab.

Baca juga: Protes Iran Bergema di Piala Dunia Qatar, Dari Pemain hingga Suporter Tunjukkan Solidaritas

Tagar Jerman-Jepang menjadi tren dalam bahasa Arab karena semua alasan yang salah untuk tim Jerman.

Banyak yang menyebut sikap mereka mendukung hak-hak LGBT sebagai menghina dan provokatif, dengan beberapa meminta FIFA untuk lebih menekan pemain.

Gestur Jerman adalah langkah terbaru dalam perselisihan antara badan sepak bola FIFA dan beberapa tim Eropa yang telah merencanakan kapten mereka untuk mengenakan ban lengan OneLove selama pertandingan.

Tujuannya mempromosikan keragaman dan inklusi, sampai FIFA mengancam akan memberi mereka kartu kuning.

Langkah itu digambarkan sebagai pemerasan ekstrem oleh direktur media federasi sepak bola Jerman Steffen Simon.

Baca juga: 5 Larangan Bagi Penonton Piala Dunia Qatar di Stadion

Jerman, yang tidak akan menghadapi tindakan disipliner untuk gerakan menutup mulut, mengatakan itu bukanlah pernyataan politik.

"Hak asasi manusia tidak dapat dinegosiasikan. Menyangkal ban kapten kami sama dengan menyangkal kami bersuara. Kami berdiri di posisi kami," ujarnya.

Menjelang Piala Dunia, presiden FIFA Gianni Infantino menuduh dunia Barat penuh kemunafikan dan pelajaran moral sepihak dalam laporannya tentang catatan hak asasi manusia Qatar, di mana hubungan sesama jenis dan promosi sesama jenis hubungan dikriminalisasi.

Halaman:

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com