DOHA, KOMPAS.com - Piala Dunia di Qatar tahun ini memang terasa seperti berada di dua alam semesta paralel dalam hal kontroversi.
Dilansir dari BBC, bagi para advokat, aktivis, tim Eropa dan terutama tujuh kapten yang berniat memakai ban lengan One Love, ada isu LGBT dan hak asasi manusia yang ingin mereka suarakan.
Untuk tuan rumah Qatar dan para penonton di seluruh dunia Arab yang mayoritas Muslim, ini adalah tentang agama, budaya, norma-norma wilayah.
Baca juga: Sembilan Tahun Berseteru, Mesir dan Turkiye Akhirnya Perbaiki Hubungan di Qatar
Ketegangan tampaknya menjadi situasi serius dari Piala Dunia sejauh ini dan semuanya ditampilkan di panggung terbesar di dunia.
Pada hari Rabu (23/11/2022), para pemain Jerman menutup mulut mereka selama foto tim sebelum pertandingan pembuka Piala Dunia mereka melawan Jepang.
Manajer Hansi Flick mengatakan itu dilakukanbuntuk menyampaikan pesan bahwa FIFA membungkam tim.
Namun, reaksi terhadap sikap Jerman telah menimbulkan reaksi negatif yang sengit dan hampir bulat di seluruh dunia Arab.
Baca juga: Protes Iran Bergema di Piala Dunia Qatar, Dari Pemain hingga Suporter Tunjukkan Solidaritas
Tagar Jerman-Jepang menjadi tren dalam bahasa Arab karena semua alasan yang salah untuk tim Jerman.
Banyak yang menyebut sikap mereka mendukung hak-hak LGBT sebagai menghina dan provokatif, dengan beberapa meminta FIFA untuk lebih menekan pemain.
Gestur Jerman adalah langkah terbaru dalam perselisihan antara badan sepak bola FIFA dan beberapa tim Eropa yang telah merencanakan kapten mereka untuk mengenakan ban lengan OneLove selama pertandingan.
Tujuannya mempromosikan keragaman dan inklusi, sampai FIFA mengancam akan memberi mereka kartu kuning.
Langkah itu digambarkan sebagai pemerasan ekstrem oleh direktur media federasi sepak bola Jerman Steffen Simon.
Baca juga: 5 Larangan Bagi Penonton Piala Dunia Qatar di Stadion
Jerman, yang tidak akan menghadapi tindakan disipliner untuk gerakan menutup mulut, mengatakan itu bukanlah pernyataan politik.
"Hak asasi manusia tidak dapat dinegosiasikan. Menyangkal ban kapten kami sama dengan menyangkal kami bersuara. Kami berdiri di posisi kami," ujarnya.
Menjelang Piala Dunia, presiden FIFA Gianni Infantino menuduh dunia Barat penuh kemunafikan dan pelajaran moral sepihak dalam laporannya tentang catatan hak asasi manusia Qatar, di mana hubungan sesama jenis dan promosi sesama jenis hubungan dikriminalisasi.