Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

EEA Peringatkan Gelombang Panas Bisa Bunuh 90.000 Orang Eropa Per Tahun

Kompas.com - 09/11/2022, 07:16 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KOPENHAGEN, KOMPAS.com – Badan Lingkungan Eropa atau European Environment Agency (EEA) memperingatkan, jika tidak ada yang dilakukan, gelombang panas dapat menyebabkan kematian 90.000 orang Eropa setiap tahun mulai akhir abad ini.

"Tanpa langkah-langkah adaptasi dan di bawah skenario pemanasan global 3 derajat celsius pada 2100, sebanyak 90.000 orang Eropa bisa mati karena panas yang ekstrem setiap tahunnya," jelas EEA.

Menurut EEA, dengan pemanasan global 1,5 derajat C, jumlah kematian akibat gelombang panas bisa berkurang menjadi 30.000 orang setiap tahun.

Baca juga: UNICEF Peringatkan Dampak Malapetaka Gelombang Panas, Berpotensi Hancurkan Masa Depan Anak

Negara-negara telah berjanji untuk menjaga pemanasan global hingga 1,5 derajat celsius di atas tingkat pra-industri. Ini menjadi tujuan yang akan dilewatkan dunia pada tren emisi saat ini.

Dilansir dari kantor berita AFP, EEA mengungkapkan, sekitar 129.000 orang Eropa meninggal karena panas yang berlebihan pada periode antara 1980 dan 2020. EEA mengutip data asuransi.

Tetapi, EEA memperingatkan, gelombang panas yang lebih sering terkait dengan perubahan iklim, populasi yang menua, dan peningkatan urbanisasi telah membuat angka ini cenderung akan meningkat di tahun-tahun mendatang, terutama di selatan benua.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Senin (7/11/2022) mengatakan, setidaknya 15.000 orang telah meninggal sepanjang tahun ini di Eropa karena cuaca panas.

Baca juga:

Tiga bulan dari Juni-Agustus adalah yang cuaca terpanas di Eropa sejak pencatatan dimulai, dan suhu yang sangat tinggi menyebabkan kekeringan terburuk yang pernah disaksikan benua itu sejak Abad Pertengahan.

Di luar bahaya panas itu sendiri, kata EEA, perubahan iklim juga dapat membuat Eropa lebih rentan terhadap penyakit menular seperti malaria dan demam berdarah yang disebarkan oleh gigitan nyamuk.

Air laut yang memanas juga menjadi semakin cocok untuk bakteri penyebab kolera, khususnya di sepanjang garis pantai Laut Baltik.

EEA menyerukan tindakan.

"Hampir semua kematian yang terkait dengan suhu tinggi dapat dicegah dalam konteks Eropa," kata dia.

"Mengurangi dampak kesehatan dari panas membutuhkan penerapan berbagai solusi, termasuk rencana aksi kesehatan panas yang efektif, penghijauan kota, desain dan konstruksi bangunan yang tepat, dan menyesuaikan waktu dan kondisi kerja," kata EEA.

Baca juga: Diterjang Gelombang Panas, Beberapa Wilayah Inggris Akan Deklarasikan Kekeringan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com