CHONGQING, KOMPAS.com - Sejumlah warga lansia China menyerbu supermarket dan kereta bawah tanah untuk mengatasi panasnya suhu, ketika negara itu menderita salah satu gelombang panas terburuk yang pernah tercatat di dunia.
Mothership mewartakan sebuah video yang diunggah ke media sosial China, Douyin, menunjukkan lorong-lorong yang penuh dengan pria dan wanita lanjut usia, di sebuah supermarket ber-AC di Chongqing, China.
Sebagian besar lansia duduk di lantai atau membawa bangku sendiri dari rumah.
Beberapa bahkan mencengkeram kipas tangan tenunan, dan terlihat masih mengipasi diri mereka sendiri untuk mendinginkan diri lebih jauh.
Baca juga: Provinsi Hainan China Akan Larang Penjualan Kendaraan BBM pada 2030
Pengunggah video menulis: "Sebagai pelanggan saya, saya tidak akan memanjakan Anda", menunjukkan bahwa dia adalah manajer atau pemilik toko.
Dia pun menulis permohonan agar "langit terbuka dan memberikan hujan", bagi orang awam di jalan untuk mengalahkan panas.
Saat kamera bergerak, lebih banyak orang lanjut usia terlihat tersebar di area terbuka toko.
Beberapa bahkan memasukan diri mereka ke dalam rak display barang untuk benar-benar beristirahat.
Gambar lain dari Chongqing, rumah bagi 30 juta orang, menunjukkan Sungai Jialing - anak sungai Yangtze (sungai terpanjang di Asia) - mengering dan kesabaran warga menipis.
Putus asa untuk menghindari panas, ratusan warga senior China itu menghabiskan waktu berjam-jam merokok, bermain kartu dan tidur siang di kereta bawah tanah kota yang padat dan “sejuk”.
Baca juga: Perubahan Iklim: 2022 Disebut Tahun Panas dan Kekeringan
Berlindung dari musim panas terpanas dalam catatan di negara itu, mereka terlihat berbaring tertidur di kursi pijat atau di atas selimut.
Beberapa menjadi pembersih jalanan saat istirahat, yang lain pekerja kasar, sementara yang lain hanya berdiam di sana tanpa ada kegiatan lebih baik yang bisa dilakukan.
AC dan kesejukan bawah tanah memberikan kelonggaran dari suhu ekstrem di luar.
Menurut sebuah video yang diunggah oleh South China Morning Post (SCMP), daerah lain di China, seperti Hubei, telah melihat kejadian serupa ketika individu mencoba melarikan diri dari gelombang panas yang mengganggu negara itu.
Beberapa provinsi di China, teriknya gelombang panas juga mendorong pembatasan aliran listrik, yang memaksa pabrik tutup dan lampu di beberapa jalan kota paling terkenal di negara itu padam.
Baca juga: Panas Terik Hingga 40 Derajat Celcius, China Umumkan Darurat Nasional
Para ahli mengatakan intensitas, cakupan, dan durasi gelombang panas China dapat menjadikannya salah satu yang paling parah yang tercatat dalam sejarah global, sebagaimana dilansir Strait Times.
Sebanyak 15 distrik dan kabupaten di Chongqing telah mengalami rekor suhu tinggi dalam beberapa pekan terakhir, lapor otoritas meteorologi setempat
Pada 18 Agustus, distrik Beibei di Chongqing dilaporkan mencapai 45 derajat Celsius, sementara Sichuan juga mengalami suhu tinggi hingga 43,8 derajat Celsius.
Suhu di China Barat Daya akhirnya diperkirakan turun pada Jumat (26/8/2022), hingga di bawah 35 derajat Celsius, menurut SCMP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.These elderly people are chilling.... literally ?? pic.twitter.com/QAmG5m8Rc9
— South China Morning Post (@SCMPNews) August 24, 2022