Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Terik Hingga 40 Derajat Celcius, China Umumkan Darurat Nasional

Kompas.com - 20/08/2022, 12:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNBC

BEIJING, KOMPAS.com - China mengeluarkan darurat kekeringan pertamanya tahun ini ketika suhu yang terik mengeringkan daerah Sungai Yangtze.

Ini memberi tekanan pada jaringan listrik di kala negara itu tengah berjuang melawan gelombang panas yang memecahkan rekor.

Dilansir CNBC, pihak berwenang mengeluarkan peringatan kuning nasional pada Kamis (18/8/2022) malam setelah provinsi tengah dan selatan China mengalami panas ekstrem selama berminggu-minggu.

Baca juga: Kemlu China Belum Mau Konfirmasi Kehadiran Xi Jinping dalam KTT G20 di Bali

Suhu di puluhan kota melebihi 40 derajat Celcius, atau 104 derajat Fahrenheit.

Gelombang panas telah mengganggu pertumbuhan tanaman, mengancam ternak, dan mendorong beberapa industri untuk tutup demi menghemat listrik untuk rumah.

Provinsi Sichuan China, yang berpenduduk 94 juta orang, memerintahkan semua pabrik minggu ini ditutup selama enam hari dalam upaya untuk mengurangi kekurangan listrik di wilayah tersebut.

Penutupan terjadi setelah level reservoir menurun dan permintaan AC melonjak di tengah panas.

Baca juga: Perusahaan Asing Waspadai Aktivitas Militer China di Sekitar Taiwan

Curah hujan di daerah aliran Sungai Yangtze juga menurun dibandingkan rata-rata dalam beberapa tahun terakhir, menurut data dari Kementerian Sumber Daya Air.

Sebanyak 66 sungai di 34 kabupaten di wilayah barat daya Chongqing telah mengering, menurut penyiar CCTV negara.

Distrik Beibei di barat daya China mengalami rekor suhu 45 derajat Celcius, atau 113 Fahrenheit, pada hari Kamis, kata Pusat Meteorologi Nasional.

Pejabat China minggu ini meluncurkan langkah-langkah untuk mengurangi dampak kekeringan, termasuk penyemaian awan untuk memicu curah hujan, bantuan bencana senilai 44 juta dollar AS untuk komunitas yang paling parah terkena dampak, dan penutupan beberapa sektor intensif energi.

Baca juga: Khawatir Invasi China, Taiwan akan Evakuasi Koleksi Museum

Dan Wang, kepala ekonom Hang Seng Bank China, mengatakan bahwa panas dapat berdampak signifikan pada ekonomi China.

Wang mengatakan industri baja, kimia dan pupuk negara itu sudah mengalami perlambatan produksi.

"Ini akan mempengaruhi industri-industri besar yang padat energi dan akan memiliki efek tak terduga di seluruh ekonomi dan bahkan ke rantai pasokan global," kata Wang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com