Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: 1.700 Orang Meninggal karena Gelombang Panas di Spanyol dan Portugal

Kompas.com - 24/07/2022, 11:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Eropa pada Jumat (22/7/2022) mengatakan, gelombang panas menyebabkan lebih dari 1.700 kematian di Semenanjung Iberia, tepatnya Portugal dan Spanyol.

"Cuaca panas membunuh orang. Selama puluhan tahun terakhir, ratusan ribu orang meninggal akibat panas yang ekstrem selama gelombang panas berkepanjangan, sering kali dibarengi kebakaran hutan," kata direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge dikutip dari kantor berita AFP.

"Tahun ini, ada lebih dari 1.700 kematian yang tidak perlu dalam gelombang panas di Spanyol dan Portugal," tambah Kluge.

Baca juga: Gelombang Panas di China, Genteng sampai Meleleh dan Jalan Retak

Ia menambahkan, paparan panas yang ekstrem sering memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

"Individu di kedua ujung spektrum kehidupan--bayi dan anak-anak serta orang tua--berada pada risiko tertentu," papar Kluge.

Menanggapi pemintaan AFP, WHO Eropa menjelaskan bahwa angka tersebut merupakan perkiraan awal berdasarkan laporan otoritas nasional, dan jumlah korban akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang.

Jumlah sebenarnya tentang kematian yang terkait dengan gelombang panas tidak akan diketahui selama berminggu-minggu, dan menurut Kluge musim panas yang terik ini belum sampai setengah jalan.

Baca juga:

Ilustrasi matahari.freepik.com/kjpargeter Ilustrasi matahari.
"Pada akhirnya, peristiwa minggu ini menunjukkan lagi kebutuhan mendesak tindakan pan-Eropa untuk secara efektif mengatasi perubahan iklim," ujar Kluge.

Kepala regional WHO Eropa itu menerangkan, para pemerintah perlu menunjukkan kemauan dan kepemimpinan dalam menerapkan Perjanjian Paris, yang bertujuan membatasi pemanasan suhu pada akhir abad ini tak sampai dua derajat Celsius di atas tingkat pra-industri, dan sebaiknya tidak melebihi 1,5 derajat Celsius.

Kluge mengatakan, anggota-anggota WHO di kawasan Eropa yang berjumlah 53 negara dan beberapa di Asia Tengah sudah menunjukkan dapat bekerja sama menghadapi ancaman mendesak terhadap kesehatan global.

"Sudah waktunya bagi kita untuk melakukannya lagi," pungkas Kluge.

Baca juga: Gelombang Panas di Inggris: Runway Pangkalan AU Meleleh, Landasan Pacu Bandara Luton Rusak

Berita video "Eropa Dilanda Gelombang Panas, Perlukah Indonesia Waspada?" dapat disimak di bawah ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com