Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Black Itaewon Hallowen, Cardiac Arrest, dan Rasa Kehilangan

Kompas.com - 31/10/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MOON Ju-young (21), seorang saksi mata kejadian sedang berada di tengah kerumuman di Distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan, ketika tragedi itu terjadi.

Ia sudah merasakan tanda-tanda masalah ketika berada di gang-gang sempit sebelum insiden pesta Halloween Itaewon itu terjadi. Apalagi, menurutnya, pesta itu 10 kali lipat ramainya dari pesta yang biasanya ia pernah saksikan.

Bukti-bukti video di media sosial menunjukkan ratusan orang memadati gang sempit dan miring, sehingga mereka tidak bisa bergerak ketika petugas darurat dan polisi berusaha membantu mengeluarkan para korban dari kerumunan.

Moon Ju-young tetap tak menduga jika pada akhirnya pesta itu kemudian menjadi tragedi yang memilukan.

Dalam kebingungan di tengah kerumuan yang tak terkendali orang salling bergerak ke sisi berlawanan untuk bisa segera keluar, namun justru menjadi benturan dan tumpukan yang tidak bisa bergerak sama sekali—stuck.

Orang yang di posisi tengah macet, tidak bisa berkomunikasi, dan tidak bisa bernapas, seperti penuturan Sung Sehyun saksi yang selamat kepada CNN.

Mayoritas para korban adalah wanita muda berusia 20-an, menurut keterangan dari pihak keamanan Korea yang bertugas di Distrik tersebut saat kejadian. Mereka tak bisa berbuat banyak di tengah kerumunan yang membludak tidak terkendali.

Kerumunan orang-orang yang berdesakan di gang atau lorong sempit di Distrik Itaewon, Seoul.

REUTERS via BBC INDONESIA Kerumunan orang-orang yang berdesakan di gang atau lorong sempit di Distrik Itaewon, Seoul.
Kondisi distrik tak kondusif

Kontur jalan sebagian distrik itu berupa jalan turunan. Meskipun gang sempit itu telah penuh sesak, namun orang-orang terus berduyun-duyun masuk dari semua arah ke gang sempit yang sudah penuh sesak.

Ketika orang-orang yang berada di atas jalan yang miring itu berjatuhan akibat berdesakan, kerumunan di bawah mereka terguling-guling menimpa satu sama lain. Dan dengan segera menjadi kekacauan yang mengerikan.

Seperti kesaksian dari Jamil Taylor, salah satu dari tiga tentara asal Amerika Serikat yang kebetulan juga berada di tempat kejadian.

Mereka adalah bagian dari kerumunan yang turun dari gang sempit dan curam di distrik tersebut, tetapi mereka dapat melarikan diri ke area sampingnya.

Dan tepat ketika mereka berhasil keluar dari kerumunan, tiba-tiba tragedi itu bermula, ketika semua orang jatuh di atas satu sama lain seperti kartu domino.

Menurut Jamil, pengunjung di bagian atas jalanan gang yang miring mencoba memaksa turun, meskipun jalanan sudah penuh. Kemudian desakan itu menyebabkan orang-orang mulai berjatuhan.

Sementara di bagian bawah tak ada cukup orang yang bisa menahan laju desakan dan orang yang berjatuhan di antaranya yang membuat situasi menjadi buruk.

Jamil dan Dane Beathard (32) bersama satu rekannya juga merasa gugup dengan kejadian yang begitu cepat dan tiba-tiba, karena mereka tepat di tengah kerumunan itu, saat semuanya berantakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com