Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xi Jinping Bersih-bersih Partai, Kekhawatiran Akan Risiko Invasi ke Taiwan Memuncak

Kompas.com - 25/10/2022, 20:36 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

TAIPEI, KOMPAS.com - Aksi Xi Jinping membersihkan saingan politik dan memasang loyalisnya ke peringkat teratas Partai Komunis China (PKC) menimbulkan kekhawatiran bahwa kekuatannya sekarang tidak terkekang sehingga meningkatkan risiko invasi ke Taiwan.

Pemerintahan Xi Jinping telah berjanji untuk mencaplok Taiwan, di bawah klaim yang disengketakan bahwa itu adalah provinsi China.

Beberapa tahun terakhir aktivitas militer pasukannya juga meningkat termasuk dalam bentuk-bentuk pelecehan dan paksaan lainnya.

Baca juga: AS Dakwa Duo Mata-mata China terkait Kasus Huawei, Dituduh Coba Menyuap Pejabatnya

Tokoh-tokoh senior pertahanan mengatakan China dapat melakukan invasi pada awal 2027, namun tidak ada garis waktu yang ditetapkan.

Sementara yang lain merujuk target potensial serangan ke Taiwan pada janji Xi untuk “peremajaan nasional” pada 2047, peringatan seratus tahun Republik Rakyat China.

Kekhawatiran memuncak setelah Kongres PKC minggu lalu mengkonsolidasikan kekuatan di sekitar Xi Jinping pada tingkat yang tidak terlihat selama beberapa dekade.

Beberapa orang sekarang mempertanyakan apakah ada orang yang tersisa di partai, yang dapat menghentikannya membuat langkah gegabah.

Baca juga: 7 Tokoh Komite Tetap Politbiro, Aliansi Xi Jinping yang Berkuasa di China 5 Tahun Mendatang

Kesiapan invasi ke Taiwan

Kongres partai ke-20, pertemuan terpenting dalam siklus politik China, berakhir dengan pengangkatan kembali Xi Jinping untuk masa jabatan ketiga yang melanggar preseden dan dilakukannya perombakan pejabat.

Komite pusat politbiro, komite tetap tujuh anggota (PSC) dan komisi militer pusat (CMC) yang dipimpin Xi, yang bertanggung jawab atas Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), sekarang didominasi oleh loyalis dan dibersihkan dari potensi penentang dan orang-orang dari faksi saingan.

Laporan resmi dan amandemen konstitusi China juga mengabadikan sikap resminya yang semakin keras terhadap Taiwan sejak Agustus setelah dirilisnya “buku putih.”

Analis dan pembuat keputusan Taiwan mempelajari perubahan tersebut untuk menilai apakah target Xi untuk Taiwan lebih pendek, atau sama.

Setelah seminggu menonton kongres sebagian besar setuju bahwa itu tidak melunak.

Baca juga: AS Dakwa Duo Mata-mata China terkait Kasus Huawei, Dituduh Coba Menyuap Pejabatnya

Prof Steve Tsang, direktur Soas China Institute, mengatakan perubahan yang dilakukan minggu lalu tidak diragukan lagi meningkatkan risiko China menggunakan kekerasan terhadap Taiwan.

Dia menilai keinginan untuk mengajukan keberatan di antara jajaran kepemimpinan PKC sebelumnya memang sudah merosot.

Tetapi “dengan mengganti non-loyalis dengan anak didik dan loyalis di partai (termasuk PLA), Xi telah memastikan bahwa tidak ada yang akan menentangnya,” kata Tsang sebagaimana dilansir Guardian pada Selasa (25/10/2022).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com