Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Maju Siap Ramaikan Panggung Politik AS

Kompas.com - 21/10/2022, 14:59 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Dua juta dari sekitar 120 juta pemilih memang bukan angka yang substansial.

"Sebagian suara untuk Libertarian, atau Green Party, atau Prohibition Party, atau apapun; pasti dapat menggoyang pertarungan yang benar-benar sengit,” pendapat dia.

Baca juga: Jenderal Tinggi AS Sempat Khawatir Trump Lakukan Kudeta Pasca-Kalah Pemilu AS

Sistem saat ini dinilai tak berfungsi

Partai yang ikut meramaikan panggung politik Amerika Serikat tahun ini adalah Forward Party.

Salah seorang pendirinya adalah Andrew Yang, pengusaha yang gagal mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat di pemilu pendahuluan partai itu dua tahun lalu.

Yang juga gagal mencalonkan diri untuk menjadi wali kota New York City pada tahun lalu.

Beberapa tokoh lain yang berada di garis depan Forward Party adalah David Jolly, tokoh Partai Republik yang berdinas di Kongres selama tiga tahun mewakili negara bagian Florida; dan mantan gubernur New Jersey dari Partai Republik, Christine Todd Whitman

“Kami memang harus mengubah sistem, dan itulah mengapa kami mendukung pemungutan suara pilihan berperingkat dan pemilu pendahuluan terbuka. Itu berarti calon kedua partai harus bersaing dan berbicara dengan semua orang, bukan hanya yang ada di basis mereka,” ujar Whitman, yang juga administrator Badan Perlindungan Lingkungan di pemerintahan Presiden George Walker Bush.

Menggambarkan dirinya sebagai alternatif sentris yang akan mendukung sebagian calon Partai Demokrat dan Partai Republik, atau mengajukan kandidatnya sendiri dalam pertarungan itu, Forward Party mendorong pemilihan berdasarkan peringkat pilihan, yang juga dikenal sebagai pemungutan suara putaran kedua yang instan.

Dalam sistem ini, jumlah suara bagi kandidat yang mendapatkan suara terendah di pemilihan pendahuluan akan didistribusikan kembali pada kandidat yang menjadi pilihan kedua para pemilih.

Baca juga: Jejak Kontroversi Julian Assange: Dari Pemerkosaan sampai Pemilu AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com