Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Pendaki Jepang Melawan Beruang dengan Karate Saat Tiba-tiba Diserang

Kompas.com - 20/10/2022, 22:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

 

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang pendaki terpaksa menggunakan keterampilan seni bela dirinya untuk melawan beruang yang marah di Jepang.

Pendaki itu terdengar berteriak saat beruang hitam menerjangnya berulang kali di daerah berbatu di Gunung Futago Jepang awal bulan ini.

Khawatir akan nyawanya, pria itu melawan binatang buas tersebut menggunakan tinju dan kakinya sampai si beruang menyerah dan berpaling.

Baca juga: Viral Beruang Nyelonong Masuk Minimarket AS lalu Mengemil Permen

Pendaki yang tidak disebutkan namanya itu meyakini bahwa induk beruang sedang membela anaknya dan berpikir bahwa dia menginvasi wilayahnya.

Rekaman berakhir dengan si beruang hitam pergi ke semak-semak dengan anaknya sementara pemanjat yang ketakutan, memeriksa bahwa hewan buas itu tidak akan kembali.

 

Daily Mail melaporkan pada Selasa(18/10/2022) bahwa si pendaki mengaku menggunakan karate dan teknik seni bela diri campuran karena dia harus membela diri.

Dia mengatakan bahwa cara itu mungkin telah menyelamatkan hidupnya.

Insiden penyerangan ini terjadi setelah seekor beruang melukai empat orang di kota Sapporo, Jepang, Juni lalu.

Baca juga: Beruang Masuk Mobil Tak Bisa Keluar, Interior Kendaraan Hancur Tercabik-cabik

Sebelumnya, juru bicara pemerintah  mengatakan kepada orang-orang di wilayah Hokkaido untuk waspada.

“Sebanyak empat orang, termasuk satu anggota Pasukan Bela Diri, telah diserang dan terluka oleh beruang coklat. Kami menyampaikan simpati tulus kami kepada mereka,” katanya.

Dia mengatakan bahwa pejabat dari Kota Sapporo, polisi Hokkaido, asosiasi berburu lokal dan lembaga terkait lainnya tiba di tempat kejadian, dan mengoordinasikan upaya untuk menangkap beruang coklat, atau jika dianggap perlu, memusnahkannya.

Rekaman dramatis insiden itu menunjukkan beruang berlari di jalan-jalan yang sibuk sebelum melesat melintasi jalan utama, dan mulai mencakar gerbang barak di mana ia menjatuhkan seorang tentara ke tanah sementara pasukan lain melarikan diri dalam ketakutan.

Sekolah ditutup dan penerbangan dibatalkan di bandara regional ketika tim pemburu dikerahkan bersama polisi untuk melacak hewan tersebut setelah serangan terjadi.

Baca juga: Diburu Polisi, Maling Mobil Ini Bersembunyi dalam Boneka Beruang

Pejabat kota kemudian mengumumkan bahwa binatang itu telah 'dimusnahkan' - ditembak oleh para pemburu.

Seorang tentara terluka dalam amukan beruang di kota yang menjadi tuan rumah acara Olimpiade marathon Agustus lalu.

Korban lain dianiaya oleh beruang setelah menyerangnya dari belakang, tayangan televisi menunjukkan. Orang itu dibawa pergi dengan tandu.

Salah satu korban berusia 40-an, satu berusia 70-an dan satu lagi berusia 80-an, menurut NHK, yang tidak memberikan rincian korban keempat.

Beruang hitam Asia adalah hewan asli di sebagian besar Jepang, termasuk pulau utama negara itu, adapun beruang coklat kerap berkeliaran di Hokkaido lebih jauh ke utara.

Japan Bear and Forest Society telah memperingatkan bahwa beruang yang tinggal di hutan terlihat dalam jumlah yang lebih besar di daerah yang dihuni manusia saat mereka mencari makanan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com