Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Dingin Akan Buat Perang Rusia-Ukraina Makin Sulit dan Keras, Begini Gambarannya

Kompas.com - 20/10/2022, 17:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Mendekati musim dingin akan membuat kondisi di Ukraina lebih keras termasuk lumpur tebal, salju, dan suhu dingin membeku yang akan membuat pertempuran lebih sulit bagi kedua pihak.

Waktu Ukraina kini hampir habis untuk memanfaatkan momentum keberhasilan medan perang baru-baru ini sebelum cuaca buruk terjadi.

Meski garis depan di Ukraina mungkin menjadi lebih statis karena kondisi cuaca dalam beberapa bulan ke depan daripada minggu-minggu terakhir, itu bukan berarti operasi ofensif akan berhenti sepenuhnya.

Baca juga: Prediksi Perang Dunia III Menurut Dr Doom: Konflik Rusia-Ukraina adalah Awal, Selanjutnya AS-China

"Saya kira Ukraina akan terus melakukan segala yang bisa dilakukan sepanjang musim dingin untuk mendapatkan kembali wilayah-wilayahnya dan menjadi efektif di medan perang," kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin kepada wartawan di Brussels pekan lalu.

Ia mengakui, "Musim dingin selalu menghadirkan tantangan untuk bertarung," dikutip dari kantor berita AFP.

Mark Cancian, pensiunan Korps Marinir AS yang merupakan penasihat senior di Center for Strategic and International Studies, setuju bahwa pertempuran akan terus berlanjut, karena perang sendiri dimulai saat musim dingin dengan invasi Rusia pada Februari 2022.

"Saya pikir Anda akan segera melihat beberapa perlambatan ketika lumpur mulai melanda," kata Cancian, dan kemudian "akan meningkat di musim dingin."

Peralatan musim dingin

Sebuah tank Rusia melaju di Kyiv saat awal perang Rusia vs Ukraina pada 7 Maret 2022. Foto diambil dari video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia.KEMENTERIAN PERTAHANAN RUSIA via AFP Sebuah tank Rusia melaju di Kyiv saat awal perang Rusia vs Ukraina pada 7 Maret 2022. Foto diambil dari video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia.
Namun, itu bukan berarti pertempuran musim dingin akan mudah, karena para tentara bakal berusaha untuk tetap hangat, kendaraan maupun senjata akan lebih sulit dirawat dan dioperasikan, serta salju dapat mempersulit pendeteksian ranjau darat. Ini belum masalah-masalah lainnya.

Michael O'Hanlon, senior di Brookings Institution, mengatakan bahwa sulit "tinggal di lapangan, merawat peralatan di lapangan, dan menjaga kendaraan tetap berjalan saat suhu turun."

"Fakta-fakta ini tidak menghalangi kemungkinan beberapa pertempuran, tetapi mereka membatasi kemungkinan karakternya," terangnya.

Cancian melanjutkan, pertempuran mungkin semakin terfokus di desa-desa karena perlindungan yang ditawarkan kepada siapa pun yang mengendalikannya.

Baca juga: Kenapa Rusia Bakar Rp 147 Miliar Gas Alam Tiap Hari Saat Harga Bahan Bakar Naik di Banyak Negara?

Ukraina memiliki keuntungan dalam hal pasokan yang diterimanya dari NATO dan negara-negara lain meliputi peralatan cuaca dingin, sementara Rusia mengalami masalah logistik yang signifikan selama perang.

Kanada memasok 500.000 pakaian musim dingin termasuk jaket, celana, sepatu bot, sarung tangan, dan parka, sementara Lituania menyediakan perlengkapan cuaca dingin untuk sekitar 25.000 tentara Ukraina.

Jerman juga mengirimkan ratusan ribu topi musim dingin, jaket, dan celana ke Ukraina, lalu Amerika Serikat dan Inggris memasukkan pakaian musim dingin dalam paket bantuan baru-baru ini untuk Kyiv.

Penting bagi pasukan Ukraina untuk segera membangun keberhasilan baru-baru ini, bukan hanya karena mendekati musim dingin, tetapi walaupun mobilisasi pasukan tambahan Rusia terhambat berbagai masalah, Moskwa tetap akan mengirimkan lebih banyak tentara ke medan perang, kata Cancian.

Baca juga: Putin Berlakukan Darurat Militer di 4 Wilayah Ukraina yang Baru Dicaplok

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com