Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Musim Dingin Akan Buat Perang Rusia-Ukraina Makin Sulit dan Keras, Begini Gambarannya

Waktu Ukraina kini hampir habis untuk memanfaatkan momentum keberhasilan medan perang baru-baru ini sebelum cuaca buruk terjadi.

Meski garis depan di Ukraina mungkin menjadi lebih statis karena kondisi cuaca dalam beberapa bulan ke depan daripada minggu-minggu terakhir, itu bukan berarti operasi ofensif akan berhenti sepenuhnya.

"Saya kira Ukraina akan terus melakukan segala yang bisa dilakukan sepanjang musim dingin untuk mendapatkan kembali wilayah-wilayahnya dan menjadi efektif di medan perang," kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin kepada wartawan di Brussels pekan lalu.

Ia mengakui, "Musim dingin selalu menghadirkan tantangan untuk bertarung," dikutip dari kantor berita AFP.

Mark Cancian, pensiunan Korps Marinir AS yang merupakan penasihat senior di Center for Strategic and International Studies, setuju bahwa pertempuran akan terus berlanjut, karena perang sendiri dimulai saat musim dingin dengan invasi Rusia pada Februari 2022.

"Saya pikir Anda akan segera melihat beberapa perlambatan ketika lumpur mulai melanda," kata Cancian, dan kemudian "akan meningkat di musim dingin."

Michael O'Hanlon, senior di Brookings Institution, mengatakan bahwa sulit "tinggal di lapangan, merawat peralatan di lapangan, dan menjaga kendaraan tetap berjalan saat suhu turun."

"Fakta-fakta ini tidak menghalangi kemungkinan beberapa pertempuran, tetapi mereka membatasi kemungkinan karakternya," terangnya.

Cancian melanjutkan, pertempuran mungkin semakin terfokus di desa-desa karena perlindungan yang ditawarkan kepada siapa pun yang mengendalikannya.

Ukraina memiliki keuntungan dalam hal pasokan yang diterimanya dari NATO dan negara-negara lain meliputi peralatan cuaca dingin, sementara Rusia mengalami masalah logistik yang signifikan selama perang.

Kanada memasok 500.000 pakaian musim dingin termasuk jaket, celana, sepatu bot, sarung tangan, dan parka, sementara Lituania menyediakan perlengkapan cuaca dingin untuk sekitar 25.000 tentara Ukraina.

Jerman juga mengirimkan ratusan ribu topi musim dingin, jaket, dan celana ke Ukraina, lalu Amerika Serikat dan Inggris memasukkan pakaian musim dingin dalam paket bantuan baru-baru ini untuk Kyiv.

Penting bagi pasukan Ukraina untuk segera membangun keberhasilan baru-baru ini, bukan hanya karena mendekati musim dingin, tetapi walaupun mobilisasi pasukan tambahan Rusia terhambat berbagai masalah, Moskwa tetap akan mengirimkan lebih banyak tentara ke medan perang, kata Cancian.

Kemudian, Moskwa dapat memperpanjang perang dengan harapan dukungan Eropa untuk Ukraina akan retak di bawah tekanan inflasi dan harga energi yang tinggi saat cuaca mendingin--strategi yang diyakini Cancian tidak akan berhasil.

Rusia juga melakukan serangan dahsyat yang menargetkan kota-kota dan infrastruktur energi di Ukraina, meningkatkan tekanan pada penduduk sipil negara itu menjelang musim dingin.

Orang Ukraina "mengalami kesulitan dan... pengorbanan, tapi mereka sama sekali tidak retak. Dan saya tidak berpikir siapa pun berharap bahwa moral orang Ukraina akan retak," kata Cancian.

Gian Gentile, mantan perwira Angkatan Darat AS yang merupakan sejarawan senior di RAND Corporation, menjelaskan bahwa keunggulan moral Ukraina dapat membantu pasukannya melewati pertempuran musim dingin yang sulit.

“Mereka percaya berada dalam perang untuk keberadaan mereka, dan mereka tampaknya memiliki keinginan kuat untuk bertarung, yang tampaknya tidak sesuai dengan pasukan darat Rusia,” kata Gentile.

"Sebagai faktor psikologis, itu bisa... membantu menghadapi cuaca yang dingin dan keras."

https://www.kompas.com/global/read/2022/10/20/170500970/musim-dingin-akan-buat-perang-rusia-ukraina-makin-sulit-dan-keras-begini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke