KYIV, KOMPAS.com – Masih ada beberapa hal baru yang terjadi “mewarnai” perang Rusia-Ukraina hari ke-237 pada Selasa (18/10/2022).
Ini termasuk muncul laporan bahwa serangan Rusia bikin lebih dari 1.100 permukiman di Ukraina tanpa listrik.
Selain itu, Kremlin mengonfirmasi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin belum menghentikan program mobilisasi parsial untuk mengumpulkan pasukan cadangan dikerahkan ke Ukraina.
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-237 yang dapat Anda simak:
Badan energi nuklir negara Ukraina Energoatom pada Selasa menuduh Rusia menahan dua pegawai senior di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia di Ukraina selatan.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Energoatom mengatakan pasukan Rusia pada Senin (17/10/2022) "menculik" kepala teknologi informasi Oleg Kostyukov dan asisten direktur umum PLTN Oleg Osheka.
Energoatom menyebut pasukan Rusia membawa mereka ke tujuan yang tidak diketahui.
Energoatom meminta kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi untuk melakukan segala upaya untuk mengamankan pembebasan mereka.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Selasa, bahwa meluasnya penggunaan drone buatan Iran dalam serangan baru-baru ini di negaranya adalah simbol kebangkrutan militer dan politik Kremlin.
"Fakta seruan Rusia ke Iran untuk bantuan semacam itu adalah pengakuan Kremlin atas kebangkrutan militer dan politiknya," kata Zelensky dalam pidato hariannya.
Tapi, dia berucap, secara strategis bantuan drone Iran tersebut tidak akan membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina.
"Ini semakin membuktikan kepada dunia bahwa Rusia berada di jalur kekalahan dan mencoba menarik orang lain ke dalam antek-anteknya dalam teror," kata Zelensky.
Iran mengatakan pada Selasa, pihaknya siap untuk melakukan pembicaraan dengan Ukraina untuk mengklarifikasi klaim "tidak berdasar" bahwa Iran menyediakan Rusia dengan senjata dan pesawat tak berawak (drone) untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina.
Kyiv dan sekutu Baratnya menuduh Moskwa menggunakan drone buatan Iran dalam serangan ke Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.
Kremlin mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui tentaranya menggunakan senjata semacam itu.
Juru bicara kementerian luar negeri Iran Nasser Kanani menyebut klaim Iran pasok drone ke Rusia tidak berdasar dan itu berasal dari informasi palsu.
Dia menyatakan kesiapan Iran untuk negosiasi dan diskusi dengan Ukraina untuk menyelesaikan tuduhan ini.
"Klaim yang dibuat mengenai republik Islam yang mengirim senjata termasuk drone militer untuk digunakan dalam perang Ukraina adalah tidak benar," kata Kanani dalam sebuah pernyataan tertulis.
Ukraina pada Selasa menuduh Komite Internasional Palang Merah (ICRC) "tidak bertindak" atas tahanan Ukraina yang ditahan oleh Rusia.