KYIV, KOMPAS.com - Serangan Rusia kembali menargetkan fasilitas energi Ukraina, dan menyebabkan sebagian Kyiv dan kota-kota lain tanpa listrik dan air.
Aparat mengatakan dua orang tewas dalam serangan di ibu kota. Kepulan asap terlihat mengepul dari sekitar pembangkit listrik di dekat sungai Dnipro.
Listrik dan air terputus di Zhytomyr, sebelah barat Kyiv, dan dua fasilitas rusak parah di Dnipro.
Baca juga: Rusia Tak Gubris Peringatan AS, Tetap Membabi Buta Ledakkan Rudal ke Ukraina
Serangan terbaru terjadi 24 jam setelah Kyiv terkena serangan drone "kamikaze".
Drone tak berawak, diyakini buatan Iran, menewaskan sedikitnya lima orang di ibu kota dan empat di utara kota Sumy. Serangan itu juga menyasar infrastruktur penting, dengan pemadaman listrik dilaporkan di ratusan kota dan desa.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan di Twitter pada Selasa (18/10/2022) bahwa dalam delapan hari terakhir, "30 persen pembangkit listrik Ukraina telah hancur, menyebabkan pemadaman besar-besaran di seluruh negeri".
Rusia telah meningkatkan serangan dalam beberapa pekan terakhir pada infrastruktur listrik di kota-kota yang jauh dari garis depan pertempuran.
Para pejabat telah bergegas memperbaiki kerusakan, tetapi serangan, menjelang musim dingin, telah menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana sistem akan merespons.
Baca juga: UPDATE Jet Sukhoi Rusia Jatuh di Perumahan Dekat Ukraina, 6 Tewas dan 19 Luka-luka
Masih belum jelas sejauh mana drone terlibat dalam serangan pada Selasa (18/10/2022).
Ukraina mengatakan pembom Rusia telah menembakkan rudal, dan satu rudal anti-pesawat S-300 menghantam sebuah bangunan perumahan di kota selatan Mykolaiv semalam, menewaskan satu orang. Pasar bunga kota juga hancur.
Sejumlah serangan lain dilaporkan sejak Selasa (18/10/2022) pagi:
Di beberapa kota, orang Ukraina membeli generator listrik dan kompor gas, sementara di seluruh negeri, orang-orang didesak untuk mengurangi konsumsi energi mereka pada waktu puncak.
Beberapa kota sudah menghadapi pemadaman bergilir.
"Kami memperkirakan Rusia akan mengintensifkan serangan terhadap infrastruktur energi dan infrastruktur sipil dan meningkatkan perang perkotaan menuju musim gugur dan saat ini kita persis dengan skenario yang terjadi," kata anggota parlemen Ukraina Lesia Vasylenko kepada BBC.
Dalam penilaian terbarunya, intelijen pertahanan Inggris mengatakan bahwa sangat mungkin bahwa Rusia semakin berniat menyerang infrastruktur sipil selain target militer, sejak kemundurannya di medan perang dalam beberapa pekan terakhir.