Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Guru tentang Detik-detik Penembakan Massal di Penitipan Anak Thailand...

Kompas.com - 07/10/2022, 10:30 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Ia mengatakan ia menyuruh rekan-rekan lain untuk masuk ke sebuah ruangan dan mengunci pintu sebelum memanjat keluar dari dinding untuk mencari pertolongan.

Baca juga: Bisnis Kian Menjamur, Akankah Thailand Jadi Surga Ganja Asia?

Guru itu menangis sambil mengatakan ia tidak berhasil mendapatkannya tepat waktu.

Anak-anak berusia paling muda dua tahun termasuk di antara korban serangan di PAUD yang terletak di Provinsi Nong Bua Lamphu.

Jumlah anak-anak di sekolah lebih sedikit dari biasanya ketika si penyerang tiba karena hujan lebat membuat banyak orang tidak berangkat, menurut pejabat distrik Jidapa Boonsom, yang bekerja di sebuah kantor di dekatnya.

"Penembak datang sekitar waktu makan siang dan mula-mula menembak empat atau lima petugas di pusat penitipan anak," kata Jidapa kepada kantor berita Reuters.

Si penyerang kemudian mendobrak masuk ke ruang terkunci tempat anak-anak sedang tidur dan menyerang mereka, kata pejabat itu.

Awalnya mengira tembakan sebagai kembang api

Jidapa mengatakan, awalnya orang-orang mengira tembakan itu kembang api.

"Ini sungguh mengejutkan. Kami sangat takut dan berlari untuk bersembunyi begitu kami tahu itu penembakan. Begitu banyak anak yang terbunuh, saya belum pernah melihat yang seperti itu," ucap dia.

Baca juga: UPDATE Penembakan Massal Thailand: 34 Orang Tewas, 22 adalah Anak-anak

Seorang guru yang berhasil melarikan diri menyebut pisau yang dibawa penyerang seperti pisau untuk memotong rumput. Bentuknya melengkung.

Paweena Purichan (31) mengatakan kepada kantor berita AFP, ia sedang mengendarai sepeda motor ke toko ketika bertemu dengan si penyerang yang mencoba menabrak pengemudi lain saat ia melarikan diri dari tempat kejadian menggunakan truk.

"Ia berniat menabrak orang lain di jalan," katanya.

"Si penyerang menabrak sebuah sepeda motor dan dua orang terluka. Saya pun ngebut untuk menjauh darinya.

"Ada darah di mana-mana," ungkap dia.

Polisi menyebut nama penyerang itu sebagai Panya Kamrab.

Pelaku penembakkan massal Thailand ini adalah seorang letnan kolonel polisi yang telah diberhentikan dari kepolisian karena menggunakan narkoba.

Mereka mengatakan pelaku tampak gelisah sebelum serangan itu dan melepaskan tembakan setelah tidak dapat menemukan anaknya di pusat itu, menurut media ThaiPBS.

Baca juga: Mantan Polisi Tembaki Penitipan Anak di Thailand, 31 Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com