Oleh karena itu, gedung ini dirancang sebagai tempat aman, termasuk dapat menahan serangan nuklir.
Bisa dibayangkan, gedung bueessaar ini adalah pusat kekuasaan pemerintahan komunis Rumania.
Baca juga: Pasukan Bantuan AS Tiba di Rumania Siap Hadapi Potensi Limpahan Konflik Rusia Ukraina
Arsitek gedungnya adalah seorang perempuan muda, Anca Petrescu. Usianya baru 28 tahun saat ia diangkat oleh Ceausescu sebagai kepala arsitek.
Ia selalu memenangi hampir semua kontes perencanaan pembangunan yang diselenggarakan Ceausescu.
Pembangunan Palatul Parlementului dimulai 1984 saat ekonomi Rumania sedang memburuk.
Penduduk sedang sulit-sulitnya mendapatkan kebutuhan pokok seperti makanan, penghangat, dan listrik. Di tengah situasi seperti ini, Ceausescu malah menggelontorkan uang untuk pembangunan proyek mercusuarnya.
Lima tahun setelah pembangunan dimulai, menjelang hari Natal 1989 revolusi pecah di Rumania. Rakyat turun ke jalan.
Pemicunya adalah kasus pelecehan yang dilakukan seorang pemuka agama asal Hungaria bernama Laszlo Tokes. Rakyat geram karena pemerintah dianggap tidak tegas menindak kasus tersebut.
Tapi itu hanya pemicu dari beragam kekecewaan rakyat pada rezim Ceausecu yang lama terpendam, salah satunya adalah proyek raksasa Palatul Parlementului yang saat itu baru rampung 60 persen.
Massa menyerbu tempat tinggal Ceausescu. Mereka menuntut sang diktator mengundurkan diri. Demonstransi berlangsung brutal. Massa melempari batu ke kediaman Ceausescu. Sang Presiden dan istrinya, Elena, melarikan diri dari sana.
Revolusi berdarah. Bentrokan antara massa dan aparat pro-pemerintah tak terhindarkan. Pers Barat memperkirakan 64.000 orang tewas. Sementara versi pemerintah, jumlah korban jiwa kurang dari 1.000 orang.
Baca juga: 22 Desember 1989: Ion Iliescu Ambil Alih Pucuk Pimpinan dari Diktator Rumania
Pada 22 Desember 1989 Ceausescu dan istrinya ditangkap. Pengadilan kilat digelar. Keduanya didakwa memerintahkan pembunuhan terhadap 60.000 orang dan menyelundupkan uang ke luar negeri.
Pada 25 Desember 1989, di hari Natal, regu tembak memuntahkan peluru ke dada Ceausescu dan istrinya di sebuah pangkalan militer dekat kota Targoviste, 110 kilometer dari Bukares.
Keruntuhan komunisme di Rumania dicatat dalam sejarah sebagai keruntuhan paling berdarah di dunia. Ceausescu tewas bersama mimpi-mimpinya. Ia tak pernah menikmati Palatul Parlementului, gedung megah yang digagasnya.
Usai tewasnya Ceausescu, pembangunan tetap dilanjutkan perlahan hingga selesai pada 1996.