Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palatul Parlementului, Monumen Kediktatoran Rumania yang Tak Pernah Dinikmati Nicolae Ceausescu

Kompas.com - 07/10/2022, 06:15 WIB
Heru Margianto,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Oleh karena itu, gedung ini dirancang sebagai tempat aman, termasuk dapat menahan serangan nuklir.

Bisa dibayangkan, gedung bueessaar ini adalah pusat kekuasaan pemerintahan komunis Rumania.

Baca juga: Pasukan Bantuan AS Tiba di Rumania Siap Hadapi Potensi Limpahan Konflik Rusia Ukraina

Arsitek gedungnya adalah seorang perempuan muda, Anca Petrescu. Usianya baru 28 tahun saat ia diangkat oleh Ceausescu sebagai kepala arsitek.

Ia selalu memenangi hampir semua kontes perencanaan pembangunan yang diselenggarakan Ceausescu.

Pembangunan Palatul Parlementului dimulai 1984 saat ekonomi Rumania sedang memburuk.

Penduduk sedang sulit-sulitnya mendapatkan kebutuhan pokok seperti makanan, penghangat, dan listrik. Di tengah situasi seperti ini, Ceausescu malah menggelontorkan uang untuk pembangunan proyek mercusuarnya.

Jatuhnya Ceausescu

Lima tahun setelah pembangunan dimulai, menjelang hari Natal 1989 revolusi pecah di Rumania. Rakyat turun ke jalan.

Pemicunya adalah kasus pelecehan yang dilakukan seorang pemuka agama asal Hungaria bernama Laszlo Tokes. Rakyat geram karena pemerintah dianggap tidak tegas menindak kasus tersebut.

Tapi itu hanya pemicu dari beragam kekecewaan rakyat pada rezim Ceausecu yang lama terpendam, salah satunya adalah proyek raksasa Palatul Parlementului yang saat itu baru rampung 60 persen.

Massa menyerbu tempat tinggal Ceausescu. Mereka menuntut sang diktator mengundurkan diri. Demonstransi berlangsung brutal. Massa melempari batu ke kediaman Ceausescu. Sang Presiden dan istrinya, Elena, melarikan diri dari sana.

Revolusi berdarah. Bentrokan antara massa dan aparat pro-pemerintah tak terhindarkan. Pers Barat memperkirakan 64.000 orang tewas. Sementara versi pemerintah, jumlah korban jiwa kurang dari 1.000 orang.

Baca juga: 22 Desember 1989: Ion Iliescu Ambil Alih Pucuk Pimpinan dari Diktator Rumania

Pada 22 Desember 1989 Ceausescu dan istrinya ditangkap. Pengadilan kilat digelar. Keduanya didakwa memerintahkan pembunuhan terhadap 60.000 orang dan menyelundupkan uang ke luar negeri.

Pada 25 Desember 1989, di hari Natal, regu tembak memuntahkan peluru ke dada Ceausescu dan istrinya di sebuah pangkalan militer dekat kota Targoviste, 110 kilometer dari Bukares.

Keruntuhan komunisme di Rumania dicatat dalam sejarah sebagai keruntuhan paling berdarah di dunia. Ceausescu tewas bersama mimpi-mimpinya. Ia tak pernah menikmati Palatul Parlementului, gedung megah yang digagasnya. 

Usai tewasnya Ceausescu, pembangunan tetap dilanjutkan perlahan hingga selesai pada 1996.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com