Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NATO Dukung Ukraina Rebut Wilayahnya dari Rusia Meski Ada Ancaman Nuklir

Kompas.com - 01/10/2022, 16:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Newsweek

BRUSSELS, KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan dukungan terhadap Ukraina untuk merebut kembali wilayah diklaim oleh Rusia.

Hal tersebut disampaikan Stoltenberg pada Jumat (30/9/2022) malam dalam konferensi pers usai Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian untuk mencaplok empat wilayah Ukraina yang diduduki Moskwa yaitu Donetsk, Kherson, Luhansk dan Zaporizhzhia.

“Ukraina, tentu saja, memiliki hak untuk merebut kembali wilayah Ukraina yang sekarang diduduki oleh pasukan Rusia. Itulah alasan mengapa kami mendukung mereka,” kata Stoltenberg.

Baca juga: Polandia Bagikan Pil Antiradiasi ke Seluruh Negeri Antisipasi Bencana Nuklir Perang Rusia-Ukraina

“Jadi mereka dapat mempertahankan diri tetapi juga agar mereka dapat terus membebaskan wilayah. Dan seperti yang saya katakan, pencaplokan ilegal atau upaya pencaplokan wilayah Ukraina tidak mengubah itu. Itu tidak mengubah sifat konflik ini," imbuh Stoltenberg.

Stoltenberg menambahkan, jika dukungan NATO terhadap Ukraina terhalang oleh aneksasi dan ancaman eskalasi nuklir, mereka akan menerimanya, sebagaimana dilansir Newsweek.

“Kemudian kami menerima bahwa dengan mengancam menggunakan senjata nuklir, kekuatan otoriter seperti Rusia dapat mencapai apa yang mereka inginkan,” tambah Stoltenberg.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa dia mengajukan permohonan agar keanggotaan NATO dipercepat.

Baca juga: Ukraina Minta Keanggotaan NATO Jalur Cepat Setelah Rusia Caplok 4 Wilayah

“Kami tahu itu mungkin. Kami telah melihat Finlandia dan Swedia memulai aksesi ke aliansi tahun ini tanpa Rencana Aksi Keanggotaan,” kata Zelensky dalam sebuah pernyataan.

Zelensky memahami bila keanggotaan NATO juga memerlukan konsensus dari semua anggota aliansi.

“Dan oleh karena itu, sementara ini terjadi, kami menawarkan untuk mengimplementasikan proposal kami mengenai jaminan keamanan untuk Ukraina dan seluruh Eropa sesuai dengan Kyiv Security Compact,” tutur Zelensky.

Saat ditanya mengenai permohonan Zelensky, Stoltenberg tidak secara eksplisit menyatakan bahwa Ukraina akan segera bergabung dengan NATO.

Baca juga: Rusia Veto Resolusi PBB yang Kutuk Pencaplokan Ukraina, Tak Dapat Dukungan China dan India

“Kami mendukung hak Ukraina untuk memilih jalannya sendiri, untuk memutuskan pengaturan keamanan seperti apa yang diinginkannya,” ucap Stoltenberg.

Stoltenberg juga menyampaikan bahwa pencaplokan Rusia atas empat wilayah Ukraina adalah eskalasi paling serius dari konflik yang sedang bekecamuk.

Di satu sisi, Stoltenberg berujar bahwa pencaplokan tersebut juga menunjukkan bahwa Putin benar-benar gagal dalam tujuan strategisnya.

“Putin memikul tanggung jawab penuh atas perang ini. Dan dia bertanggung jawab untuk mengakhirinya,” kata Stoltenberg.

“Jika Rusia berhenti berperang, akan ada perdamaian. Jika Ukraina berhenti berperang, ia akan tidak ada lagi menjadi negara berdaulat yang independen di Eropa,” imbuh Stoltenberg.

Baca juga: Putin Tandatangani Perjanjian Caplok Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia dari Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com