Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan 3 Negara Temukan Samudra Keenam, Berada di Bawah Bumi

Kompas.com - 01/10/2022, 14:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Ada lima samudra di Bumi, yakni Atlantik, Pasifik, Hindia, Arktik, dan Samudra Selatan.

Tapi sebuah tim ilmuwan internasional menemukan bukti jumlah air yang cukup besar antara mantel atas dan bawah Bumi.

Dilansir India Today, bukti yang ditemukan selama analisis berlian langka yang terbentuk 660 kilometer di bawah permukaan Bumi membenarkan teori bahwa air laut itu menyertai lempengan subduksi dan memasuki zona transisi.

Baca juga: Mengenal Samudra Hindia, Samudra Antartika, dan Samudra Arktik

Temuan baru mengungkapkan bahwa siklus air itu juga mencakup interior Bumi.

Studi tim peneliti Jerman-Italia-Amerika yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature, menyatakan bahwa struktur internal dan dinamika Bumi telah dibentuk oleh batas 660 km antara zona transisi mantel dan mantel bawah.

Bukti menunjukkan ada air di zona transisi (TZ), lapisan batas yang memisahkan mantel atas dan mantel bawah Bumi

Batasnya terletak pada kedalaman 410 hingga 660 kilometer, di mana ada tekanan besar hingga 23.000 bar hingga menyebabkan mineral olivin hijau zaitun mengubah struktur kristalnya.

Baca juga: Muncul Jejak Misterius di Dasar Samudra Atlantik, Bentuknya Garis Putus-putus dan Berongga

Olivin membentuk sekitar 70 persen dari mantel atas bumi dan juga disebut peridot.

Para ilmuwan menganalisis berlian dari Botswana yang terbentuk pada 660 kilometer di bawah permukaan planet pada antarmuka antara zona transisi dan mantel bawah.

Analisis berlian yang menggunakan spektroskopi Raman dan spektrometri FTIR mengungkapkan inklusi ringwoodite yang menunjukkan kadar air yang tinggi.

Inklusi dalam berlian 1,5 sentimeter cukup besar, memungkinkan komposisi kimia yang tepat dapat ditentukan.

Baca juga: Misteri Jalan Setapak Kuno yang Menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik

Tim mengkonfirmasi bahwa zona transisi bukanlah spons kering, tetapi menampung air dalam jumlah besar dan kemungkinan membawa kita lebih dekat ke "gagasan Jules Verne tentang lautan/samudra di dalam Bumi."

Tim menjelaskan bahwa kandungan air tinggi di zona transisi memiliki konsekuensi luas untuk situasi dinamis di dalam Bumi dan jika itu dilanggar, itu dapat menyebabkan pergerakan massa di kerak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com