KYIV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Kamis (22/9/2022) mengajak warga Rusia untuk menolak mobilisasi parsial yang diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin.
Mobilisasi parsial Rusia kini memicu protes dan eksodus warga ke luar negeri.
"55.000 tentara Rusia tewas dalam perang enam bulan ini...," kata Zelensky dalam pidato hariannya, dikutip dari kantor berita AFP.
Baca juga: Apa Itu Mobilisasi Parsial Rusia dan Dampaknya di Perang Ukraina?
"Mau lebih? Tidak? Proteslah. Lawan. Lari. Atau menyerah" kepada tentara Ukraina.
"Anda sudah terlibat dalam semua kejahatan, pembunuhan, dan penyiksaan orang-orang Ukraina ini. Karena Anda diam. Karena Anda diam," tambah Zelensky.
"Dan sekarang saatnya bagi Anda untuk memilih: bagi pria di Rusia, ini adalah pilihan untuk mati atau hidup, menjadi cacat atau tetap sehat."
"Bagi perempuan di Rusia, pilihannya adalah kehilangan suami, putra, cucu selamanya, atau tetap berusaha melindungi mereka dari kematian, dari perang, dari satu orang (Putin)," lanjut Zelensky.
Baca juga:
Lebih dari 1.300 orang ditangkap dalam demonstrasi di seluruh Rusia pada Rabu (21/9/2022) setelah pengumuman mobilisasi parsial.
Ada juga laporan tentang eksodus massal setelah pengumuman tersebut.
Penerbangan dari Rusia ke negara-negara tetangga yang mengizinkan orang Rusia masuk bebas visa hampir seluruhnya ludes terjual meski harga meroket.
Pada Kamis (22/9/2022) Kremlin menepis laporan bahwa orang-orang Rusia yang memenuhi syarat untuk dimobilisasi bergegas ke luar negeri. Kremlin menyebutnya laporan palsu.
Baca juga: Perang di Ukraina Makin Jadi, Putin Umumkan Mobilisasi Parsial Rusia, Pertama Sejak PD II
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.