Untuk itu, Moskwa terus menargetkan infrastruktur Ukraina, menciptakan "masalah besar" bagi Kyiv, tambahnya.
Sedikit yang mengharapkan terobosan Ukraina meskipun Kyiv menjanjikan serangan balasan untuk merebut kembali Kherson, salah satu kota pertama yang jatuh setelah serangan Rusia pada Februari.
Salah satu yang bisa dilihat sebagai perkembangan utama adalah skala mundurnya Rusia di utara Ukraina, di mana Moskwa memindahkan pasukan dengan tujuan mempertahankan selatan, membuat jalur pasokan rentan.
"Serangan terhadap Kherson bukan hanya pengalihan, tetapi memang memainkan peran itu," kata Grinberg kepada AFP.
Operasi dukungan logistik Rusia terus menjadi target utama serangan Ukraina, kata Ben Hodges, mantan komandan pasukan NATO di Eropa.
Ada pun pasukan Rusia "sangat bergantung pada transportasi kereta api untuk amunisi artileri dan alat berat", kicaunya pada akhir pekan.
Menurut Hodges, mengambil alih Kupiansk akan berarti gangguan besar pada dukungan logistik pasukan garis depan Rusia di daerah ini.
“Sungai yang tak terhitung jumlahnya melintasi wilayah itu, kata Grinberg, dengan mengatakan "cukup untuk menghancurkan jembatan untuk memutus rantai pasokan".
Masalah terbesar Rusia mungkin adalah kurangnya tenaga militer, dikombinasikan dengan tradisi hirarki” top-down” yang dianggap dinilai kerap menyimpang dengan realitas medan perang.
Hal ini memungkinkan Kyiv bersinar dengan kombinasi unik dari mobilitas, unit otonom kecil dan persatuan patriotik, kata para ahli.
Rusia "tidak dapat mengendalikan wilayah yang luas dan garis depan yang panjang", kata Khramchikhin, menambahkan bahwa intelijen yang diberikan oleh Amerika Serikat akan membantu Kyiv bahkan lebih dari pengiriman senjata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.