Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legionella, Pneumonia Misterius di Argentina, Pernah Muncul di Bali dan Tangerang

Kompas.com - 06/09/2022, 08:30 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan RI mengklasifikasikan penyakit radang paru-paru Legionella sebagai New Emerging Diseases (New-EIDs) yang saat ini perlu diwaspadai, sebab berpotensi memicu kejadian luar biasa (KLB).  

"Indonesia sudah pernah ada kasus pertama Legionella di Bali pada 1996, dan Tangerang pada 1999, serta kota lainnya," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rondonuwu yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin (5/9/2022).  

Maxi mengatakan, klasifikasi Legionella sebagai New-EIDs sudah tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1538/Menkes/SK/XI/2003 yang ditandatangani Menkes saat itu, Achmad Sujudi. 

Baca juga: Kemunculan Wabah Pneumonia Misterius di Argentina Dikaitkan dengan Penyakit Legiuner, Apakah Itu?

"Legionella merupakan penyakit infeksi bakteri akut yang dapat mengancam kesehatan masyarakat dan dapat menimbulkan KLB, sehingga perlu diantisipasi dan dicegah penyebarannya dengan tepat dan cepat," ujarnya sebagaimana dikutip kantor berita Antara.  

Dilansir dari surat keputusan tersebut, Legionella adalah penyakit infeksi bakteri akut di pernapasan manusia yang bersifat new emerging diseases.  

Secara keseluruhan baru dikenal 20 spesies dan penyebab Legionellosis adalah Legionella pneumophila.  

Pneumonia misterius di Argentina

Pekan lalu, sebanyak empat orang meninggal dunia di Argentina akibat suatu jenis pneumonia yang tidak dapat dijelaskan. Sebelum meninggal mereka mengalami gejala:

  • Demam
  • Nyeri tubuh
  • Kesulitan bernapas

Selain mereka, terdapat tujuh kasus serupa. Dari tujuh kasus tersebut, “empat orang masih dirawat di rumah sakit, tiga orang mendapat bantuan pernapasan, dan tiga dirawat di rumah karena gejala klinis yang kurang parah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Tucuman, Luis Medina Ruiz. 

Semuanya berasal dari klinik swasta yang sama di Kota San Miguel de Tucuman.

Baca juga:

Pada Sabtu (3/9/2022), Menteri Kesehatan Argentina, Carla Vizzotti mengatakan, keempat orang yang meninggal di Provinsi Tucuman teridentifikasi mengidap penyakit Legionnaires atau Legionella.

Pertama kali muncul di mana?

Penyakit Legionella kali pertama kali muncul pada pertemuan kelompok tentara veteran American Legion di Kota Philadelphia, AS, pada 1976. 

Saat itu jumlah kasus mencapai 182 dan menyebabkan kematian 29 orang atau setara 15,9 persen. 

Belakangan biang keroknya ditemukan pada air yang terkontaminasi atau sistem penyejuk udara (AC) yang tidak bersih. 

Di Indonesia, dari hasil survei pada 2001 terhadap sampel air menara sistem pendingin di hotel-hotel yang ada di Jakarta dan Denpasar, ditemukan hampir 20 persen petugas pengelola air menara sistem pendingin tersebut pernah terpapar bakteri Legionella.  

Bakteri Legionella hidup di mana?  

Bakteri Legionella biasa hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, mata air panas, genangan air bersih, air menara sistem pendingin di gedung bertingkat, hotel, spa, pemandian air panas, air tampungan sistem air panas di rumah-rumah, air mancur buatan yang tidak terawat baik, adanya endapan, lendir, ganggang, jamur, karat, kerak, debu, kotoran atau benda asing lainnya.  

Bakteri tersebut juga terdapat pada peralatan rawat di rumah sakit seperti alat bantu pernapasan.  

Bakteri Legionella pneumophila termasuk bakteri Gram negatif, berbentuk batang yang hidup berkoloni dengan cara menempel pada pipa-pipa karet dan plastik yang berlumut dan tahan terhadap kaporisasi dengan konsentrasi klorin 2-6 mg/l.  

Bakteri Legionella dapat hidup pada suhu antara 5,7 °C. sampai 63 °C dan hidup subur pada suhu 30 °C-45 °C.  

Penularan bakteri Legionella pada manusia, antara lain melalui aerosol di udara atau karena meminum air yang mengandung bakteri Legionella.  

Penularan dapat pula melalui aspirasi air yang terkontaminasi, inokulasi langsung melalui peralatan terapi pernapasan dan pengompresan luka dengan air yang terkontaminasi.  

Masa inkubasi virus berkisar 1-10 hari.

Baca juga: Pneumonia Tak Dikenal Lebih Berbahaya Terdeteksi di Kazakhstan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com