Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Area Setara Dua Kali Luas Pulau Jawa Terendam di Pakistan, Negara Kaya Dituntut Bayar Reparasi

Kompas.com - 04/09/2022, 16:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Negara-negara kaya pencemar lingkungan telah melanggar janji mereka untuk mengurangi emisi dan membantu negara-negara berkembang beradaptasi dengan pemanasan global, menurut Menteri Perubahan Iklim Pakistan, mengkritik reparasi yang sudah lama tertunda.

Dia menuding negara-negara kaya sebagian besar harus disalahkan atas kerusakan iklim "dystopian," yang membuat cuaca ekstrem kini semakin sering terjadi.

Lebih dari 1.200 orang tewas dan sepertiga dari Pakistan berada di bawah banjir setelah berminggu-minggu hujan monsun, yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda negara itu.

Baca juga: Citra Satelit Tampilkan Sisi Ekstrem Banjir Pakistan, Daratan Berubah Jadi Danau Seluas 100 Km

Bencana itu terjadi saat negara Asia Selatan ini hanya beberapa minggu sebelumnya menderita kekeringan serius.

Dalam sebuah wawancara dengan Guardian, Menteri Iklim Pakistan Sherry Rehman mengatakan target emisi global dan reparasi harus dipertimbangkan kembali, mengingat sifat bencana iklim yang semakin cepat dan tanpa henti menghantam negara-negara seperti Pakistan.

“Pemanasan global adalah krisis eksistensial yang dihadapi dunia dan Pakistan adalah titik nol – namun kami telah berkontribusi kurang dari 1 persen terhadap emisi (gas rumah kaca),” kata Rehman yang juga mantan jurnalis, senator, dan diplomat yang sebelumnya menjabat sebagai duta besar Pakistan untuk AS.

“Kita semua tahu bahwa janji yang dibuat di forum multilateral belum terpenuhi,” kritiknya sebagaimana dilansir Guardian pada Minggu (4/9/2022).

Baca juga: Jacobabad, Kota Terpanas di Dunia Sekarang Juga Terendam Air Banjir Pakistan

Menurutnya ada begitu banyak kerugian dan kerusakan dengan begitu sedikit perbaikan ke negara-negara yang berkontribusi sangat sedikit terhadap jejak karbon dunia, sehingga jelas kesepakatan yang dibuat antara dunia utara dan dunia selatan tidak berhasil.

“Kami harus menekan sangat keras untuk mengatur ulang target karena perubahan iklim berakselerasi jauh lebih cepat dari yang diperkirakan, di lapangan, itu sangat jelas.”

Rumah-rumah dikelilingi oleh air banjir di kota Sohbat Pur di Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Senin, 29 Agustus 2022. AP PHOTO/ZAHID HUSSAIN Rumah-rumah dikelilingi oleh air banjir di kota Sohbat Pur di Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Senin, 29 Agustus 2022.

Kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya

Tingkat kerusakan banjir Pakistan belum pernah terjadi sebelumnya.

Menurut Rehman (61 tahun), area terendam seluas negara bagian Colorado (269.837 kilometer persegi) atau hampir dua kali luas pulau Jawa, dengan lebih dari 200 jembatan dan 3.000 mil jalur telekomunikasi runtuh atau rusak.

Setidaknya 33 juta orang telah terkena dampak - angka yang diperkirakan akan meningkat setelah pihak berwenang menyelesaikan survei kerusakan minggu depan.

Di distrik Sindh, yang menghasilkan setengah makanan negara itu, 90 persen tanaman rusak. Seluruh desa dan ladang pertanian telah hanyut.

Baca juga: Pakistan Hanya Sumbang Kurang dari 1 Persen Pemanasan Global, tapi Saat Ini Tenggelam oleh Banjir

Penyebab banjir Pakistan terutama adalah hujan deras tanpa henti yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan beberapa kota menerima curah hujan 500 hingga 700 persen lebih banyak dari biasanya pada Agustus.

“Seluruh area ini tampak seperti lautan tanpa cakrawala – belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya,” kata Rehman.

Halaman:

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com