Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rahmat Aming Lasim
Pegawai Negeri Sipil

Diplomat, pemerhati Timur Tengah

Merevitalisasi 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia dan Mesir

Kompas.com - 22/08/2022, 15:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA dan Mesir memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan kemerdekaan dan melawan kolonialisme.

Mesir adalah negara pertama di Timur Tengah yang mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto pada 22 Maret 1946.

Pengakuan itu dikuatkan secara de jure pada 10 Juni 1947, melalui penandatanganan perjanjian persahabatan “treaty of friendship” Indonesia dan Mesir.

Kedua negara memiliki kesamaan tujuan dan kepentingan, yaitu menjadi bangsa yang berdaulat, sejahtera, adil, makmur, aman dan sentosa.

Hubungan kedua negara berkembang bukan saja di sisi politik, tapi juga di sisi ekonomi, sosial dan budaya.

Mesir menjadi salah satu tujuan ekspor utama Indonesia di Timur Tengah dan Afrika Utara. Mesir adalah tujuan utama para pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk belajar khususnya di Al Azhar.

Mesir juga menjadi destinasi wisata menarik yang diminati wisatawan dari Indonesia.

Namun selayaknya hubungan Indonesia dan Mesir tidak hanya didasarkan pada romantisme sejarah dan angka-angka ekonomi yang selalu dinamis di tengah kondisi geopolitik dan geoekonomi dunia saat ini. Indonesia dan Mesir memiliki hubungan yang lebih dari itu.

Mengapa demikian? Karena pertama, Mesir dan Indonesia lahir di masa penjajahan yang sama-sama mengalami masa-masa sulit dalam berbangsa dan bernegara.

Kedua, Indonesia dan Mesir sama-sama bertransformasi dalam tatanan kenegaraan sejak jaman dahulu kala dari bentuk kerajaan ke bentuk republik.

Ketiga, karakter rakya Indonesia dan Mesir adalah sama-sama rakyat pejuang yang berani berkorban demi bangsa dan negaranya apalagi jika berhubungan dengan kedaulatan negara dan kemerdekaan dari penjajahan.

Keempat, masyarakat Indonesia dan Mesir memiliki kemiripan budaya dalam hal kepedulian sosial dan penerimaan terhadap warga pendatang.

Beberapa budaya Arab Mesir juga diadopsi oleh masyarakat Muslim Indonesia terutama saat bulan Ramadhan dan perayaan hari keagamaan Islam, misalnya, buka bersama, ziarah kubur dll.

Kelima, Indonesia dan Mesir sama-sama memiliki banyak tempat wisata sejarah dan wisata alam yang menjadi referensi untuk para wisatawan.

Mengapa perlu merevitalisasi hubungan Indonesia dan Mesir?

Dalam perjalanannya dipandang perlu merevitalisasi hubungan Indonesia dan Mesir dalam tiga konteks.

Konteks pertama adalah kerja sama mendiseminasikan informasi dan pengetahuan umum mengenai kedua negara baik dari sisi geografi, sejarah maupun informasi tentang Indonesia dan Mesir. Media akan banyak berperan di sini terutama media sosial dan media online.

Contoh, masih banyak yang mengira Bali bukan bagian dari Indonesia. Masih ada yang mengira Indonesia adalah negara miskin.

Indonesia sejauh ini hanya dikenal sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia. Selebihnya banyak yang tidak tahu bahwa Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau. Tidak banyak yang tahu bahwa 2/3 wilayah Indonesia (sekitar 3,25 juta km persegi) adalah lautan.

Berdasarkan obrolan ringan dengan beberapa milenial Mesir, masih sedikit yang paham Indonesia secara utuh.

Kebanyakan yang tahu Indonesia merupakan generasi tua yang mengalami hidup di jaman Presiden Gamal Abdel Naser dan Presiden Soekarno.

Nama terakhir dikenal di Mesir sebagai Ahmad Soekarno, yang diabadikan menjadi nama jalan di Kairo.

Nama Indonesia dan Soekarno cukup di Mesir, hampir semua orang Mesir tahu Presiden RI pertama.

Konteks kedua yang terkait dengan pengetahuan umum adalah kerja sama pendidikan. Sejauh ini Mesir menjadi magnet terbesar pelajar milenial Indonesia khususnya untuk belajar di Al Azhar, jumlahnya sekitar 12.000 orang.

Tapi sebaliknya berapa jumlah milenial Mesir yang belajar di Indonesia? Kemungkinan tidak mencapai ribuan orang.

Kerja sama pendidikan antaruniversitas dan antarsekolah di kedua negara menjadi penting untuk lebih mengetahui informasi masing-masing negara.

Mereka nantinya akan menjadi duta yang mengenalkan dan mempromosikan negaranya masing-masing.

Contohnya adalah pertukaran pelajar, beasiswa studi di universitas-universitas di Indonesia dan lain–lain.

Konteks ketiga adalah kerja sama sosial budaya, artinya sudah selayaknya masyarakat Mesir khususnya generasi muda mengenal Indonesia lebih banyak.

Sebagian kalangan di Mesir tidak banyak yang tahu keragaman budaya Indonesia yang terbentang dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua.

Mereka tidak mengetahui bahwa Indonesia terdiri dari 1.340 suku yang berbeda, berbicara dalam 718 bahasa lokal yang juga berbeda.

Sebagian dari mereka juga tidak mengetahui bahwa Indonesia memiliki lebih dari 3.000 tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

Dalam konteks sosial budaya ini, perlu digarisbawahi pentingnya interaksi antargenerasi kedua negara atau people to people contact yang dipandang masih minimalis.

Menurut saya, people to people contact penting, karena mereka akan menjadi penyambung lidah antardua bangsa.

Dalam konteks ini bisa aja pertemuan antarpemuda di ajang olahraga. Sebagai informasi pada tahun 2021 terdapat sekitar 3.700 warga Mesir yang belajar pencak silat.

Mereka secara mandiri ikut berlatih pencak silat di Pusat Kebudayaan Indonesia di Kairo dan bahkan ada yang sudah menjadi pelatih.

Sekali dibuka pendaftaran, peminatnya mencapai sekitar 600 orang yang semuanya adalah warga Mesir. Ini yang menurut saya dinamakan diplomasi budaya.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana melakukan hal tersebut?

Mesir adalah negara yang moderat dan terbuka, sehingga tidak sulit untuk melakukan terobosan untuk merevitalisasi hubungan tersebut.

Dengan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Mesir menandakan kedewasaan hubungan kedua negara.

Dapat disampaikan beberapa cara merevitalisasi hubungan tersebut, yaitu pertama, memperbanyak forum dialog terbuka dan inklusif antarsemua pemangku kepentingan, bukan hanya state actor tapi non-state actor harus banyak terlibat antara lain civil society, ormas sosial keagamaan, ormas pemuda dan sangar-sangar seni dan musik hingga klub olahraga.

Banyak sekali event yang melibatkan anak muda di Mesir yang patut digali dan dikembangkan. Egypt Youth Council (EYC) adalah salah satu lembaga yang membidangi urusan kepemudaan di Mesir dengan segudang agenda sepanjang tahun.

Kedua adalah extensive engagement antarsemua pelaku sesuai bidangnya masing-masing, no one left behind contohnya kementerian atau lembaga yang bergerak di bidang kepemudaan, kebudayaan, olahraga, pariwisata antar kedua negara.

Contohnya adalah Cairo Opera House yang terbuka bagi siapapun untuk digunakan dalam pertunjukan seni dan budaya dari seluruh dunia.

Opera House bisa diakses dengan mudah bagi para seniman untuk berekspresi. Ini bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan segala jenis budaya dan seni Indonesia di Mesir.

Dan ketiga adalah peran media untuk terus mendorong diseminasi informasi yang positif, edukatif dan komprehensif tanpa ada kepentingan lain selain mempererat hubungan bilateral kedua negara pada semua level termasuk antar rakyat kedua negara.

Dengan lebih dari 30 media massa baik online maupun cetak, adalah potensi untuk sharing informasi dan pengetahuan mengenai Indonesia di Mesir.

Menurut saya, diplomasi adalah cara untuk memahami, sedangkan rakyat adalah pelaku utama yang mengisi dinamika kedekatan hubungan diplomatik Indonesia dan Mesir.

Di satu sisi, ini adalah cara untuk menjembatani, di sisi lain semua pihak harus aktif berpartisipasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com