Banyak pahatan di batu-batu itu tertulis dalam bahasa Jerman.
Pengguna Twitter yang mengunggah cerita itu mengatakan salah satu pahatan menyebut "terjadinya kelaparan pada 1947".
Pada akhir Perang Dunia II, Jerman mengalami kelaparan parah pada musim dingin 1946-1947.
Pada Januari 1947, sepanjang 60 kilometer Sungai Rhine membeku, cerita @warstories.
Aliran sungai berhenti, dan melumpuhkan pengangkutan batubara untuk bahan bakar penghangat. Banyak yang meninggal karena kelaparan dan kedinginan.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, kekeringan melanda, menandai terjadinya perubahan iklim.
Batu-batu di sungai ini kembali terlihat, antara lain di Kota Decin, sebuah kota di Republik Ceko, tempat Sungai Elbe dan Ploucnice menyatu di dekat perbatasan Jerman.
Baca juga: Kota di Meksiko Batasi Akses Air Hanya 6 Jam Per Hari karena Kekeringan
Batu-batu yang terlihat ini mengingatkan akan masa sulit masyarakat di masa lalu.
Salah satu batu kelaparan lain dipajang di museum Kota Schönebeck. Batu ini terletak di dasar sungai dan dipahat oleh penduduk saat itu.
Pada 1904, air sungai menyusut sampai hanya sedalam 47 cm sehingga tidak memungkinkan kapal-kapal untuk lewat.
Sebagian besar "batu kelaparan" ditemukan di Sungai Elbe, dan sejumlah lain di Sungai Rhine, Mosel, Mundesee atau Weser.
Selain batu, yang ditemukan di dasar sungai adalah bom-bom yang tak meledak pada Perang Dunia II.
Dalam beberapa minggu terakhir, Perancis dan Spanyol membatasi penggunaan air karena kekeringan parah.
Di sebagian wilayah di dua negara itu, pemerintah terpaksa menghentikan jalur pasok.
Pemerintah Perancis juga menetapkan bahwa negara itu menghadapi kekeringan paling parah dalam sejarah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.