Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/08/2022, 06:40 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat mengumumkan pada Selasa (9/8/2022) bahwa mereka akan memberikan 89 juta dollar AS (sekitar Rp 1,32 triliun) ke Ukraina untuk membersihkan ranjau darat yang dipasang oleh pasukan Rusia.

Uang itu akan mendukung 100 tim penjinak ranjau, seperti untuk penyelenggaraan pelatihan dan menambah lebih banyak personel Ukraina untuk melakukan pekerjaan berisiko di sekitar 16 juta hektar wilayah yang menurut Kyiv telah ditanam ranjau oleh Rusia.

"Invasi Rusia ke Ukraina yang melanggar hukum dan tidak beralasan telah mengotori petak besar negara itu dengan ranjau darat, persenjataan yang tidak meledak, dan alat peledak improvisasi," kata Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-167 Serangan Rusia ke Ukraina, Rusia Bantu Iran Luncurkan Satelit, Ledakan di Pangkalan Udara Crimea

Menurut Kemementerian Luar Negeri AS, bahaya ledakan dari alat peledak itu telah menghalangi akses ke lahan pertanian yang subur, menunda upaya rekonstruksi, mencegah komunitas pengungsi untuk kembali ke rumah, dan terus membunuh dan melukai warga sipil Ukraina tidak bersalah.

Rusia misalnya dilaporkan telah meninggalkan banyak ranjau dan alat peledak lainnya ketika mereka terpaksa mundur dari Ukraina utara setelah serangan awal gagal dilakukan.

Seorang pejabat AS mengatakan, Rusia telah juga meninggalkan ranjau "improvisasi" yang tersembunyi di fasilitas makanan, bagasi mobil, mesin cuci, pintu, tempat tidur rumah sakit, dan mayat orang yang tewas dalam pertempuran melawan Ukraina.

"Di Bucha, sebuah kota di sebelah barat Kyiv di mana pasukan Rusia membantai ratusan warga sipil, sebuah keluarga menemukan sebuah bom di piano putri mereka yang berusia 10 tahun," kata pejabat itu, sebagaimana dilansir dari AFP.

 

Baca juga:

Sejak akhir Maret lalu, Ukraina telah menjinakkan sekitar 160.000 ranjau, tetapi sekitar lima juta orang Ukraina masih tinggal di daerah yang terancam oleh bom yang ditanam oleh Rusia, menurut Departemen Luar Negeri AS.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com