Iran juga telah mendirikan Universitas Internasional Al-Mustafa, di mana lebih dari 50.000 mahasiswa dari 135 negara dunia dengan berbagai mazhab Islam sedang menempuh ilmu agama dan mazhab masing-masing.
Begitu juga sesudah pendirian Republik Islam Iran.
Jumlah santri bermazhab Sunni di Iran telah meningkat dari 3.000 santri menjadi 10.000 santri dan jumlah pesantren ahlussunnah wal jamaah dari 100 pesantren menjadi 358 pesantren.
Ditegaskan oleh Kedubes Republik Islam Iran di Jakarta, untuk melindungi hak penganut mazhab atau agama minoritas, undang-undang Republik Islam Iran telah memberikan keistimewaan kepada mereka.
Dalam hal ini, para penganut mazhab atau agama minoritas berhak memiliki kursi di parlemen Repubilk Islam Iran dengan proporsi jumlah suara mereka agar terwakili.
Baca juga: Kenapa Mayoritas Penduduk Iran Penganut Syiah?
“Kini 15 anggota parlemen Iran bermazhab ahlussunnah wal jamaah dan mewakili para penganut mazhab ini. Begitu juga ada 3 anggota Dewan Ahli yang berwewenang mengawasi kinerja dan menentukan pemimpin tertinggi di Iran, bermazhab ahlussunnah wal jamaah. Mereka dipilih secara langsung masyarakat Sunni di Iran,” tulis Kedubes Iran.
Disebutkan oleh mereka, adapun banyak pejabat Iran di berbagai tingkat adalah penganut mazhab Sunni.
Sebagai contoh, Yang Mulia Ibu Homeira Rigi yang menjabat sebagai Dubes Republik Islam Iran untuk Brunei Darussalam. Kemudian, ada juga Yang Mulia Bapak Saleh Adibi yang merupakan mantan Dubes Republik Islam Iran untuk Vietnam dan Laksamana Shahram Irani yang menjadi Panglima Angkatan Laut Tentara Nasional Iran.
Dikatakan, masih ada banyak pejabat lain di Iran yang bermazhab ahlussunnah wal jamaah.
Kedubes Iran untuk Indonesia menegaskan, dalam kawasan maupun dunia, Republik Islam Iran juga selalu mendukung hak dan persatuan umat Islam.
Salah satu langkah nyata Iran yang pernah dilakukan untuk itu yakni mendukung pemenuhan hak masyarakat Palestina yang bermazhab Sunni, melawan pendudukan rezim Zionis Israel.
Kedubes Iran menyatakan, Republik Islam Iran selalu menyuarakan dan persatuan antara berbagai golongan agama Islam (Syiah dan Sunni) di dalam negeri, kawasan, dan dunia.
Oleh sebab itu, Iran telah mendirikan dan menyelenggarakan banyak pertemuan, konferensi, kongres antara para ulama, institut, lembaga, organisasi dan universitas dari berbagai negara Islam dengan semangat memperjuangkan persatuan antara mereka.
Agenda tahunan internasional “Persatuan Dunia Islam” dan “Pekan Persatuan” yang diselenggarakan oleh Iran dengan kehadiran ulama Syiah dan Sunni paling terkemuka di dunia, menjadi contoh atas upaya mulia ini.
“Persatuan Islami dan hidup berdampingan secara religius dan damai untuk umat Islam telah menjadi prioritas dan perhatian pemerintah, ulama, dan masyarakat Republik Islam Iran. Kebijakan ini akan berlangsung selamanya di negara kami,” ungkap Kedubes Iran di Jakarta.
Baca juga: Program Nuklir Iran Disebut Maju Pesat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.