JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksinasi dengan target khusus, ketika kasus cacar monyet (monkeypox) mencapai lebih dari 18.000 di 78 negara.
Penargetan ini artinya vaksin cacar monyet hanya disarankan untuk mereka yang terpapar seseorang yang terinfeksi dan mereka yang berisiko tinggi terpapar, termasuk petugas kesehatan, pekerja laboratorium, dan orang-orang dengan banyak pasangan seksual.
Baca juga: Khawatir Stigma, Pejabat Ini Minta WHO Ubah Nama Cacar Monyet
“Saat ini, kami tidak merekomendasikan vaksinasi massal terhadap cacar monyet”, kata kepala badan tersebut Tedros Adhanom Gebreyesus kepada wartawan pada Rabu (27/7/2022) dilansir dari UN News.
Tedros menginformasikan bahwa satu vaksin cacar, yang disebut MVA-BN, telah disetujui di Kanada, Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk digunakan melawan Monkeypox. Sementara dua vaksin lainnya, LC16 dan ACAM2000, saat ini sedang dipertimbangkan.
Namun, WHO masih kekurangan data tentang efektivitas vaksin untuk Monkeypox, atau berapa dosis yang mungkin diperlukan.
“Itu sebabnya kami mendesak semua negara yang menggunakan vaksin untuk mengumpulkan dan berbagi data penting tentang efektivitasnya,” katanya.
Pakar tersebut menambahkan bahwa WHO sedang mengembangkan kerangka penelitian, yang dapat digunakan negara-negara untuk menghasilkan data yang diperlukan, sehingga dapat lebih memahami seberapa efektif vaksin ini dalam mencegah infeksi dan penyakit, dan bagaimana menggunakannya secara paling efektif.
Baca juga: Giliran Jepang Temukan Kasus Pertama Cacar Monyet
Tedros menekankan bahwa vaksinasi tidak memberikan perlindungan instan terhadap infeksi atau penyakit, dan dapat memakan waktu beberapa minggu.
“Artinya mereka yang divaksinasi harus terus mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka sendiri, dengan menghindari kontak dekat, termasuk hubungan seks, dengan orang lain yang memiliki atau berisiko terkena Monkeypox”, tegasnya.
Dirjen Badan Kesehatan PBB menjelaskan, saat ini ada tantangan terkait ketersediaan vaksin.
Sementara secara global ada sekitar 16 juta dosis vaksin cacar MVA-BN, sebagian besar dalam bentuk curah, yang berarti akan memakan waktu beberapa bulan untuk proses "mengisi dan menyelesaikan" ke dalam botol yang siap digunakan.
Beberapa negara dengan kasus Monkeypox telah mengamankan pasokan vaksin, dan WHO melakukan kontak dengan negara lain untuk memahami kebutuhan pasokan mereka.
“WHO mendesak negara-negara dengan vaksin cacar untuk membaginya dengan negara-negara yang tidak (memiliki). Kita harus memastikan akses yang adil ke vaksin untuk semua individu dan komunitas yang terkena Monkeypox, di semua negara, di semua wilayah”,
Tedros menggarisbawahi bahwa vaksin adalah alat penting, tetapi pengawasan, diagnosis, dan pengurangan risiko tetap penting untuk mencegah penularan dan menghentikan wabah.
Saat ini, lebih dari 70 persen kasus yang dilaporkan terjadi di Uni Eropa dan 25 persen di Amerika.