Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Belum Sarankan Vaksinasi Massal Cacar Monyet, tapi Desak Semua Negara Berbagi Data Efektivitasnya

Kompas.com - 28/07/2022, 09:44 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber UN News

JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksinasi dengan target khusus, ketika kasus cacar monyet (monkeypox) mencapai lebih dari 18.000 di 78 negara.

Penargetan ini artinya vaksin cacar monyet hanya disarankan untuk mereka yang terpapar seseorang yang terinfeksi dan mereka yang berisiko tinggi terpapar, termasuk petugas kesehatan, pekerja laboratorium, dan orang-orang dengan banyak pasangan seksual.

Baca juga: Khawatir Stigma, Pejabat Ini Minta WHO Ubah Nama Cacar Monyet

“Saat ini, kami tidak merekomendasikan vaksinasi massal terhadap cacar monyet”, kata kepala badan tersebut Tedros Adhanom Gebreyesus kepada wartawan pada Rabu (27/7/2022) dilansir dari UN News.

Tedros menginformasikan bahwa satu vaksin cacar, yang disebut MVA-BN, telah disetujui di Kanada, Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk digunakan melawan Monkeypox. Sementara dua vaksin lainnya, LC16 dan ACAM2000, saat ini sedang dipertimbangkan.

Lebih banyak data

Namun, WHO masih kekurangan data tentang efektivitas vaksin untuk Monkeypox, atau berapa dosis yang mungkin diperlukan.

“Itu sebabnya kami mendesak semua negara yang menggunakan vaksin untuk mengumpulkan dan berbagi data penting tentang efektivitasnya,” katanya.

Pakar tersebut menambahkan bahwa WHO sedang mengembangkan kerangka penelitian, yang dapat digunakan negara-negara untuk menghasilkan data yang diperlukan, sehingga dapat lebih memahami seberapa efektif vaksin ini dalam mencegah infeksi dan penyakit, dan bagaimana menggunakannya secara paling efektif.

Baca juga: Giliran Jepang Temukan Kasus Pertama Cacar Monyet

Tedros menekankan bahwa vaksinasi tidak memberikan perlindungan instan terhadap infeksi atau penyakit, dan dapat memakan waktu beberapa minggu.

“Artinya mereka yang divaksinasi harus terus mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka sendiri, dengan menghindari kontak dekat, termasuk hubungan seks, dengan orang lain yang memiliki atau berisiko terkena Monkeypox”, tegasnya.

Persediaan terbatas

Dirjen Badan Kesehatan PBB menjelaskan, saat ini ada tantangan terkait ketersediaan vaksin.

Sementara secara global ada sekitar 16 juta dosis vaksin cacar MVA-BN, sebagian besar dalam bentuk curah, yang berarti akan memakan waktu beberapa bulan untuk proses "mengisi dan menyelesaikan" ke dalam botol yang siap digunakan.

Beberapa negara dengan kasus Monkeypox telah mengamankan pasokan vaksin, dan WHO melakukan kontak dengan negara lain untuk memahami kebutuhan pasokan mereka.

Baca juga: UPDATE Cacar Monyet: Lebih dari 16.000 Kasus di Seluruh Dunia, Ini 74 Negara yang Terdeteksi Sejauh Ini

“WHO mendesak negara-negara dengan vaksin cacar untuk membaginya dengan negara-negara yang tidak (memiliki). Kita harus memastikan akses yang adil ke vaksin untuk semua individu dan komunitas yang terkena Monkeypox, di semua negara, di semua wilayah”,

Tedros menggarisbawahi bahwa vaksin adalah alat penting, tetapi pengawasan, diagnosis, dan pengurangan risiko tetap penting untuk mencegah penularan dan menghentikan wabah.

Kurangi risiko

Saat ini, lebih dari 70 persen kasus yang dilaporkan terjadi di Uni Eropa dan 25 persen di Amerika.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com