Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Baru Putin untuk Ukraina

Kompas.com - 20/07/2022, 20:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KYIV, KOMPAS.com - Asap dan api mengepul dari reruntuhan bangunan yang terbakar. Teriakan orang-orang yang terluka dan sekarat memenuhi udara.

24 orang lainnya, tiga di antaranya anak-ana, membayar harga tertinggi untuk strategi baru Kremlin yang tragis.

Tentara Rusia terlalu lemah, disiplin dan kurang matang untuk membuat keuntungan besar yang diharapkan Kremlin ketika mereka meluncurkan perang ke Ukraina.

Baca juga: Rusia Habiskan Banyak Uang untuk Lindungi Putin dari Covid

Dilansir Daily Beast, dengan tentara yang tertahan dan membuat keuntungan bertahap di wilayah timur Donbass, tetapi menawarkan sedikit ancaman bagi seluruh Ukraina, Putin terpaksa meluncurkan serangan rudal terhadap pusat-pusat sipil di seluruh negeri.

Ini tampaknya jadi strategi baru Putin.

Serangan besar terbaru datang pada hari Kamis (21/7/2022) ketika kapal selam Rusia meluncurkan rudal presisi Kalibr ke ruang konser dan pusat medis di Victory Square di kota Vinnytsia yang sebelumnya damai di pusat Ukraina.

Katya, seorang karyawan kantor pos Nova Poshta, mengatakan bagaimana rasanya menjadi pion dalam kemarahan geopolitik Putin.

"Saat itu tengah hari dan kami mendengar alarm serangan udara dan mulai pergi ke tempat penampungan ketika rudal pertama menghantam bangunan tepat di seberang jalan. Beberapa rekan kami terluka ketika jendela pecah, dan kaca terbang ke dalam," katanya.

"Kita bisa melihat mobil terbakar di luar dan asap di mana-mana. Bangunan kami terbakar juga dan kami pun melarikan diri," tambahnya.

Baca juga: Putin Kunjungi Iran, AS: Lihat Betapa Terisolasinya Rusia Sekarang

Kolonel Yuri Ignat dari Angkatan Udara Ukraina, yang merupakan penasihat khusus wilayah pertahanan udara, menjelaskan bahwa ini bukan lagi perang konvensional.

"Ini adalah serangan teroris besar oleh negara teroris yang menyerang di daerah damai dan membunuh rakyat kita. Apa tujuan mereka, siapa yang ingin mereka pukul, apa yang ingin mereka lakukan? Vinnytsia bukanlah kota pertama di mana mereka membunuh warga yang tidak bersalah," tambahnya.

Sementara Kremlin telah membuat lambat dan menyakitkan tetapi keuntungan nyata di wilayah Donbass di Ukraina timur mesin militernya telah berhenti di semua wilayah lain di negara itu.

Jadi sebaliknya, Putin telah mengandalkan persenjataan mengerikan rudal jarak jauh untuk meneror penduduk sipil yang tetap di luar jangkauan pasukan atau artileri.

Baca juga: Putin: Kami Akan Memfasilitasi Ekspor Gandum Ukraina, tapi...

Dia tampaknya percaya dia bisa melemahkan tekad Ukraina untuk melawan.

Sejak Juni, pejabat Ukraina dan pengamat internasional telah mencatat peningkatan stabil serangan rudal menyebabkan sejumlah besar korban sipil di seluruh negeri.

Dua minggu lalu, Angkatan Udara Rusia menjatuhkan tiga bom Kh 22 di Serhiivka, sebuah kota kecil di tepi laut dekat kota pelabuhan Odesa, menewaskan 22 orang Ukraina.

Beberapa hari sebelum serangan itu menghantam sebuah pusat perbelanjaan di Kremenchuk yang menewaskan 19 orang.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-146 Serangan Rusia ke Ukraina, Odessa Digempur Rudal, Putin Puji Erdogan

Oleksiy Danilov, kepala Dewan Keamanan Nasional Ukraina, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Guardian.

"Kami memiliki sistem untuk memantau dan melacak semua serangan udara dan serangan lainnya di negara kami dan apa yang baru-baru ini kami perhatikan adalah kecenderungan untuk menghancurkan lebih banyak target sipil," ujarnya.

"Mereka telah memutuskan untuk meneror penduduk sipil. Itu bukan emosi saya tapi apa yang monitoring kami memberitahu kami," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com