Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Ikut Tercekik Harga Minyak Goreng, PM Diprotes Pedagang karena Coba Batasi Subsidi

Kompas.com - 20/07/2022, 12:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Dato Seri Ismail Sabri mendapat kecaman setelah terdengar mengatakan di Parlemen bahwa pedagang tidak diperbolehkan menggunakan paket minyak subsidi dalam masakan mereka.

“Paket minyak bersubsidi tidak diperbolehkan untuk memasak komersial, jadi itu salah,” katanya sebagaimana dilansir World of Buzz pada Selasa (19/7/2022).

Baca juga: Keturunan Sultan Gugat Malaysia Rp 223 Triliun atas Sengketa Tanah, Sita Aset Petronas

Warga “Negeri Jiran” sejak itu menyatakan kemarahan mereka atas pernyataannya yang dibuat Perdana Menteri di Parlemen (18/7/2022).

Banyak yang mengkritik Sabri karena membuat keputusan yang hanya akan semakin meningkatkan tekanan dan beban pada rakyat.

Perdana Menteri, yang mendengar keluhan atas pernyataannya, akhirnya memberikan klarifikasi terkait pernyataannya di parlemen.

Dia mengklaim bahwa beberapa orang mencoba memutarbalikkan pernyataannya tentang paket minyak bersubsidi.

Namun dia kembali menekankan bahwa paket minyak goreng subsidi hanya untuk keperluan rumah tangga saja.

Baca juga: Buntut Indonesia Setop Kirim TKI, Malaysia Setuju Integrasikan Sistem

Lantas, apakah pedagang asongan Malaysia akan dihukum jika ketahuan menggunakan paket minyak goreng bersubsidi untuk memasak?

“Tentu kami tidak akan mengeluarkan surat panggilan jika mereka menggunakan paket minyak bersubsidi,” Sabri memastikan.

Dia kemudian mengaku bahwa penyaluran subsidi yang tepat sasaran bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, tetapi itu adalah hal-hal yang harus menjadi pertimbangan pihaknya.

“Namun, pemerintah tidak akan tinggal diam. Kami akan melakukan yang terbaik dalam menangani masalah ini (subsidi yang tepat sasaran).”

Baca juga: Tanggapan Malaysia Setelah Indonesia Setop Kirim TKI ke Negeri Jiran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com